Minggu, 11 Mei 2014

PMR Snambles Borong 7 Piala


Sore tadi menjadi sore yang berkesan bagi anggota PMR SMPN 16 Pontianak. Bagaimana tidak, mereka memboyong 7 piala termasuk piala bergilir dalam PMR Competition yang digelar oleh PMR SMAN 2 Pontianak dari tanggal 9-11 Mei 2014. 

Piala yang mereka borong masing-masing Juara 1 dan 2 Lomba Asah Terampil, Juara 1 dan 2 Lomba Pertolongan Pertama, Juara 1 dan 3 Lomba Tandu darurat serta satu piala bergilir PMR Madya putri.
Dalam pertandingan tersebut PMR Snambles memang hanya menurunkan regu putri. Ini dikarenakan anggota PMR putra tidak mencukupi untuk lomba tersebut. Walaupun begitu, antusiasme dan semangat PMR Snambles tidak berkurang, di hari pertama dan hari ini mereka tetap semangat mengikuti perlombaan. 

Devika, salah satu peserta dari PMR Snambles mengaku sedikit pesimis untuk memenangkan lomba yang ia ikuti. Namun semua rasa ragu itu lenyap tatkala panitia menyebutkan regunya sebagai juara 2 Lomba Pertolongan Pertama. Raut wajah senang dan puas juga tergambar dari anggota PMR yang lain, baik senior maupun junior yang datang pada hari ini. Pembina PMR Snambles, Bang Agus dan Kak Sri juga ikut senang melihat prestasi mereka. 

Usaha mereka ternyata tidak sia-sia. Setelah berlatih keras, mereka memetik hasilnya sekarang. PMR Snambles memang terkenal sering memboyong piala ketika mengikuti suatu perlombaan. Sebut saja tahun lalu mereka meraih lima piala pada HKPMS yang diadakan KSR Untan. Lalu pada tahun 2011, salah satu perwakilan PMR Snambles, Kak Indri berhasil mewakili kalbar hingga ke Gorontalo.

Semoga PMR Snambles selalu dan tetap mempertahankan dan meningkatkan prestasinya. Bukan hanya PMR Snambles yang bangga, tapi seluruh keluarga SMPN 16 Pontianak pun akan bangga. Tetap Jaya PMR Snambles !!!

PMR Snambles Heboh

Seperti biasa, jika mengikuti sebuah perlombaan bukan PMR Snambles kalau tidak menjadi sekolah paling heboh dengan segudang prestasi yang diraih. 

Dari pagi, mereka sudah siap untuk mengikuti Lomba Asah Terampil. Tak lupa mereka juga membawa sebuah galon, rebana, dan sebuah sendok sayur untuk memeriahkan acara. Waduh... aneh-aneh ya.. tapi tidak masalah, karena dengan begitu PMR Snambles tetap semangat dan semakin memeriahkan acara.

Apalagi saat diumumkan bahwa PMR Snambles yang keluar sebagai juara, Bang Agus langsung memimpin semua anak buahnya dengan meneriakkan kata ENAM BELAS. Suasana pun riuh dan meriah.

PMR Competition meriah

PMR Competition diadakan selama tiga hari berturut-turut dengan berbagai perlombaan tingkat Madya dan Wira. Di hari pertama, diawali dengan upacara pembukaan dan dilanjutkan lomba Tandu Darurat dan Lomba Pertolongan Pertama tingkat Madya atau SMP.

Dihari kedua, lomba yang digelar adalah lomba yang sama denganhari pertama namun di tingkat yang berbeda yaitu tingkat Wira.
 
Terakhir, acara penutupan PMR Competition cukup meriah dengan ditampilkannya band yang memanjakan telinga peserta dengan lagu-lagu yang mereka mainkan. Setelah itu tampil lah Grup Marching Band SMAN 2 Pontianak. Lanjut dengan pengumuman pemenangnya.

Berikut juara umum di tiap tingkatan :
Putra Madya : SMPN 1 Pontianak
Putri Madya  : SMPN 16 Pontianak
Putra dan Putri Wira : SMAN 7 Pontianak

-Aisya-

Sabtu, 10 Mei 2014

Fuyu no Sukafu

Dua menit lagi..

Yui melirik jam dinding sementara jarinya masih berkutat dengan jarum dan benang rajut. Sebuah syal hangat yang hampir jadi terlihat di pangkuannya. Yui melirik jam untuk kesekian kalinya. Dengan satu sentakan, Yui memutus benang wol terakhir.

Lima belas menit lagi…

Yui segera mengenakan jaket hangatnya dan mengambil sepeda tuanya di garasi. Tak lupa syal hangat itu ia bawa.  Angin musim dingin menerpa wajahnya, dia menggigil. Yui lalu mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli hari semakin gelap dan dingin.

Tok..Tok..Tok..

Yui memandang pintu besar yang terbuka di depannya. “Kau terlambat, Yui. Ichi sudah pergi. Semenit yang lalu.” Seorang gadis cantik tersenyum mengejek padanya.

Setelah mengucap salam, Yui merasa sebagian semangatnya menguap dan menyatu dengan dinginnya udara. Dia membawa sepedanya ke sebuah taman. Taman yang membuatnya rela belajar merajut demi seseorang. Seseorang yang sekarang telah pergi.


Yui menatap syal hangat buatannya. Syal yang ia buat dengan sepenuh hati. Tanpa bisa ia tahan, air matanya jatuh. Sepertinya langit tahu, seketika itu juga salju pertama jatuh. Menemani Yui tanpa bisa seorangpun mencegah.

Ada yang pernah ngalamin kayak gitu ? 

West Drama Vs East Drama #2

Sekarang kita lanjut lagi ngebahas perbedaan antara drama dari dua negara kemarin.

Jumlah Episode

Dari survey yang aku lakukan (hahaha padahal cuma nonton beberapa) jumlah episode A-Drama jauh lebih banyak daripada K-Drama. Malahan bisa sampai 10 season untuk satu judul drama. Ya.. jadi gini A-Drama biasanya memakai sistem season. Season 1, season 2, dan seterusnya. Jadi misalnya pas pertama kali tampil latarnya anak sekolahan, nanti bisa sampai anak kuliahan trus lulus. Gitu deh. Aku pernah kepikiran, emangnya nggak bosen yang nulis skripnya tuh ?

Sedangkan kalo K-Drama biasanya berkisar 20-an episodenya. Makanya kalo mau nonton K-Drama nggak perlu waktu lama nyelesaiinnya. Kalo kamu rajin nonton, 4 hari aja bisa tuntas.

Tema 

K-Drama biasanya membahas konflik keluarga atau nggak perjuangan hidup plus cerita romantisnya. Latarnya pun biasanya menunjukkan keindahan alam negara korea sendiri.
Berbeda dengan A-Drama yang menampilkan konflik yang lebih berani cenderung kejam. Misalnya pas adegan ngebully sampai anaknya kayak takut banget. Inilah yang menampilkan kehidupan amerika secara realitasnya (mungkin). Selain itu, menampilkan kehidupan amerika yang kejam sekaligus bebas.

Bahasa

Yang ini memang nggak perlu dibahas karena kalian semua tahu kalo bahasa dari kedua negara itu emang berbeda. *Plak

Dah segitu dulu ya.. Moga bermanfaat...

Jumat, 09 Mei 2014

West Drama Vs East Drama #1

Di pertelevisian Indonesia banyak beredar drama-drama Indonesia atau yang lazim kita sebut sinetron. Mulai dari yang baru tayang sampai yang udah beratus-ratus episode. Kali ini aku nggak akan ngebahas sinetron Indonesia secara khusus tapi aku mau nunjukkin perbedaan drama-drama asia jika dibandingkan dengan drama-drama amerika dan eropa. 

Aku nggak jauh-jauh ngambil sampel atau contohnya. Untuk drama asia aku ngambil contoh drama korea atau K-Drama (yang suka K-Drama mana sorakannya ?) dan untuk drama Barat aku pilih drama Amerika (kita singkat aja menjadi A-Drama)

Yuk lihat gimana perbedaannya antara drama dua negara itu. Dan apakah Indonesia memiliki kekhasan tersendiri atau malah mengikuti drama dari salah satu negara ini ? daripada bingung langsung aja Cekidot...

Tokoh dan Alurnya

Jelas banget kan perbedaannya ? Kalo K-Drama pasti orangnya orang asia, mata sipit, kulit putih, dan ciri-ciri orang asia lainnya. Sedangkan A-Drama menampilkan orang-orang dari berbagai suku bangsa karena Amerika termasuk negara multikultural. Itu sih namanya pemainnya *Plak. 

Oke...oke kita kembali ke topik. Biasanya tokoh K-Drama menampilkan tokoh-tokoh yang saling berkaitan satu sama lain. Contohnya jika si A mempunyai teman yaitu si B, lalu ada lagi tokoh si C yang awalnya teman biasa si A ternyata kenal baik dengan si B. Saling berkaitan kan ? Selanjutnya tokoh utamanya biasanya adalah tokoh yang baik dan cantik namun karena suatu alasan yang nggak jelas pasti punya nasib yang jelek ataupun sebaliknya. Contohnya aja K-Drama The Heirs. Cha Eun Sang memiliki wajah cantik dan imut tapi dia harus bekerja untuk dia dan ibunya yang miskin.

Kalau A-Drama menampilkan tokoh utamanya nggak mesti baik. Bisa aja ternyata yang disorot ternyata tokoh yang jahat dan kejam. 

Alurnya juga agak beda, jelas banget karena budayanya aja beda. A-Drama sedikit lebih vulgar ceritanya dan lebih bebas pergaulannya. Jadi nggak heran klo lagi nonton A-Drama pasti ada aja adegan kissing nya. Ini ndak menutup kemungkinan klo K-Drama nggak ada adegan kissingnya, dikarenakan proses globalisasi yang meluas, dampak pergaulan bebas sudah menyentuh negara-negara asia seperti Korea Selatan.

-Aisya-

That Last Word #3

“Aku suka kamu.” Salsha menahan langkahnya saat mendengar perkataan itu. Dia berusaha menajamkan pendengarannya. Dua sosok yang berbeda terlihat sedang berhadapan. Salsha yang dasarnya selalu pengen tahu mendekat dan bersembunyi di balik pohon.

“Terus ? Aku tidak suka kamu.”

“Memangnya aku kurang apa ? Kurang cantik ? Kurang kaya ?”

Tak ada jawaban. Salsha melihat dari balik pohon. Dia tidak mengenali dua orang itu sampai salah satunya membalikkan badan tepat menghadap Salsha. Dan saat itulah dia menahan nafas.

“Karena…” Deni memandang langit. “Aku tidak mau menerima barang bekas dan aku juga tidak mau menjadi barang bekas.”

“Apa maksudmu ? Aku barang bekas ? Jangan asal ngomong,” Juniel mulai marah.

“Terserah kamu mau mengartikannya apa.”

Salsha menghembuskan nafas yang sempat ia tahan. Kalimat terakhir Deni sangat mengejutkan. Bagaimana bisa dia menyebut Juniel barang bekas ? Salsha terduduk sambil memikirkan kalimat itu. Juniel memang terkenal sering gonta-ganti pacar, tapi tidak sebegitunya juga kan ? Salsha merasa sebagian hatinya setuju dengan kalimat itu. Tapi sebagai perempuan, Salsha juga tidak terima jika dikatakan begitu.

“Hei…”

Salsha terjatuh untuk kedua kalinya. Deni sedang berdiri di hadapannya dengan senyum lebar miliknya.

“Dengerin apa aja ?” Deni mengulurkan tangannya.

Salsha hanya bisa tersenyum malu. Ia memandang Deni lalu menyambut tangannya. “Maaf.”

“Kalau mau dengerin orang ngomong, langsung aja ngelihat, ndak perlu sembunyi di sini,” ujar Deni ringan seakan itu boleh dilakukan tadi.

“Jangan gitu dong.” Salsha jadi merasa bersalah. “Maaf deh.”

“Bukan apa-apa.” Deni melihat jam tangannya sambil bergumam tak jelas. “Sebaiknya aku pergi.”

Salsha tidak tahu, ini namanya takdir, kebetulan, keberuntungan, atau kesialan. Hampir setiap hari dia bertemu Deni dan itu bukanlah pertemuan yangmenyenangkan. Hampir setiap mereka, Deni selalu muncul dengan cara yang mengejutkan Salsha, dan kalau sudah begini, Salsha bakal jatuh.

Bukan hanya cara pertemuannya saja yang membuat Salsha selalu was-was. Tapi sejak hari itu, dia tidak pernah berhenti memikirkan perkataan Deni. Timbul satu penilaian lagi dalam diri Salsha, Deni ternyata memiliki darkside yang cukup menakutkan sekaligus cool. Salsha yang notabene belum pacaran jadi mendapat sedikit pencerahan.

Ya.. setiap hari Salsha selalu bertemu dengannya dan satu hal lagi yang salsha benci saat mereka bertemu adalah panggilan adik manis untuknya. Berkali-kali Salsha menegurnya, bahkan memarahinya tapi tetap saja Deni tak berubah. Dia berdalih kalau panggilan itu sangat cocok dengan Salsha.

“Sudahlah, terima saja kok susah. Panggilan itu sudah paling manis lho. Jangan marah ya adik manis,” kata Deni tenang sambil mengacak-acak kerudung Salsha.

“Jangan pakai aksi ngeberantain kerudungku juga dong,” sahut salsha kesal. Tangannya sibuk merapikan kerudungnya yang berantakan.

Namun akhir-akhir ini, Salsha sudah jarang melihatnya. Kalaupun melihat, Deni pasti langsung menghindar. Deni kelihatan sering melamun sambil memandang pohon besar di belakang sekolah. Salsha tak bisa menebak apa yang tersembunyi di balik mata teduhnya. Antara putus asa dan sedih.

Salsha tidak ingin memikirkannya, tapi selalu ia merasa resah. Pernah tercetus di benaknya, apakah dia khawatir ? Ya, tidak salah kan kita khawatir saat melihat teman kita sedih.

“Boleh kita bicara sebentar ?”  gelagat Deni hari ini sangat berbeda. Dia lebih pendiam, lebih dingin dan tidak ada senyum seperti biasa.

“Ya ?” Salsha yang baru pulang sekolah sedikit bingung dan aneh melihat Deni saat ini.

“Ikut aku.”

Salsha menaikkan satu alisnya, bingung mau ngapain, akhirnya dia menuruti perintah Deni. Siapa tahu ini penting.

Salsha mengikuti Deni ke sebuah tempat. Tempat yang mengingatkannya akan sesuatu. Sebuah pohon besar dan rimbun menaungi mereka dari terpaan sinar matahari yang panas. Salsha terus mengingat sementara Deni sudah duduk di atas rerumputan.

“Bukankah ini tempat pertama kita bertemu ?”

“Ya. Tempat kau memata-mataiku,” jawab Deni hangat, seperti seseorang yang sama sekali berbeda dari yang tadi. Mendengar nada suara Deni yang melunak, Salsha menjadi nyaman. Dia ikut duduk di sampingnya.

“Jadi, ngapain kita di sini ?”

“Aku pengen ngasih kamu sesuatu.” Deni merogoh saku bajunya dan mengeluarkan sebuah kalung berbandul hati kayu yang terukir sesuatu di situ. “Ini untuk kamu. Tolong dijaga ya.”

Salsha takjub memandang kalung itu. “AM ? Apaan tuh ?” tanyanya saat melihat ukiran tulisan di bandul kalung.

“Jangan dilihat aja dong. Nih ambil.” Deni menggenggamkan kalung itu ke tangan Salsha. Lalu melanjutkan, 

“AM itu singkatan dari Adik Manis. Cantik kan ?”

“Ya cantik,” ujar Salsha masih takjub dengan kalung yang ada di genggamannya. Tetapi raut wajahnya langsung berubah drastis. “Apa ? Adik Manis ? Kenapa harus nama itu sih ?

“Jadi ndak mau nih ?”

“Eh.. Mau.. Mau.. Maksudku bukan begitu.”

“Aku akan pergi ke Korea.”

“Korea ? Ngapain ? Mau jadi artis ya ? Boyband macam EXO tuh ?” Salsha tersenyum lucu membayangkan jika semua itu terjadi.

Deni juga ikut tersenyum mendengarnya, “Jika kamu berpikir begitu, anggap saja begitu.”
Sejenak mereka terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Angin sore berhembus lembut. Tiba-tiba keheningan itu dipecah oleh suara Deni. “Aku suka kamu.”

“Apa ?”

Salsha merasa pendengarannya sudah terganggu. Apakah Deni bilang kalau dia suka padanya ? Apakah dia sedang berkhayal ?

“Kamu tidak sedang berkhayal. Itulah yang kau dengar.”

“Tapi…” Salsha memikirkan kata-kata yang sesuai. “Bukankah kamu ndak mau pacaran ?”

“Siapa bilang kita pacaran ? Aku hanya mengungkapkan apa yang kupikir selama ini. Lagipula kemungkinan besar kita tidak akan…” Deni memberi jeda, lalu berkata dengan pelan. “Bertemu lagi.”
 ***

Salsha sama sekali tidak mendengarkan penjelasan dosennya. Dia melamun lagi. Teman-temannya sudah hapal betul kebiasaan Salsha saat dia melamun. Posisi khas, satu tangan menahan dagu, satu tangannya lagi asyik mencoret-coret kertas tidak jelas. Sedangkan pandangannya pasti ke arah luar jendela.

“Salsha, coba jelaskan yang dimaksud karies gigi ?”

Salsha tidak menjawab dan masih asyik melamun. Rupanya sang dosen tahu kebiasaan mahasiswinya satu ini. Beliau kembali bertanya sambil tangannya mengetuk-ngetuk meja Salsha. “Salsha.. Salsha.. melamun lagi kamu.”


Salsha langsung terkejut mendengar teguran dosennya. “Maaf bu,” katanya dengan kepala menunduk. Ia masih memikirkan lamunanya. Digenggamnya kalung yang menggantung anggun di lehernya. Kata-kata terakhir yang diucapkan sang pemberi kalung belum sekalipun ia lupakan. “Aku percaya jika kita akan betemu lagi, entah itu kapan. Tapi aku tetap percaya, Deni,” bisiknya.

Kunci Palsu ? No !!!!

Tak terasa udah hampir tiga tahun aku menempuh pendidikan menengah pertama. Sebelumnya aku merasa pengen cepat-cepat lulus dan melanjutkan ke sekolah baru dengan suasana dan teman-teman baru disana. Dan sekarang pun begitu, hehehe.

Ujian nasional sebagai syarat kelulusan memang udah kulalui dan begitu juga dengan beribu-ribu murid SMP sederajat di seluruh Indonesia. Kamu yang sekarang duduk di kelas IX juga udah kan ?

Bagaimana perasaanmu sebelum dan sesudah UN ? Apakah berbeda atau sama aja ? Sebelum UN pasti kita merasa gugup dan takut, apalagi dengan diisukannya soal-soal UN tahun ini bertambah sulit jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sesiap apapun kita, pasti ada sesuatu yang beda yang kita rasakan. Betul nggak ?

Sesudahnya kita dihadapkan dengan rasa takut lainnya. Rasa takut dan was-was jika nilai UN kita dibawah harapan. Ketakutan jika tidak bisa masuk ke SMA yang kita inginkan. Aku pun mempunyai SMA yang sudah aku bidik malah sebelum UN. SMA favorit tentunya. Kamu juga boleh berharap seperti yang kulakukan. Karena dengan impian itu kita bisa terdorong untuk berusaha lebih keras lagi.

Nah, bicara tentang usaha. Kamu melakukan usaha apa aja untuk menggapai impianmu itu ? Sebagian besar akan menjawab belajar dong ya, emang mau ngapain lagi. Itu termasuk usaha umum yang dilakukan seluruh orang di dunia jika akan menghadapi Ujian Negara. Tapi yang akan aku bahas di sini bukan sekedar usaha umum dan biasa seperti tadi.

Pernah kan kamu mendengar tentang Kunci Jawaban UN yang dijual oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk orang yang nggak percaya sama kemampuan dirinya sendiri, pasti akan tergiur. harganya tidak tanggung-tanggung untuk satu paket Kunci Jawaban per mata pelajaran. Dari informasi yang aku dengar, harganya berkisar dari Rp. 50.000 hingga Rp. 1 juta lebih. Lumayan mahal atau malah sepadan untuk mendapatkan nilai yang kamu inginkan.

Ternyata kunci yang dijual tidak hanya terdiri dari satu varian aja karena pemerintah sudah mengumumkan akan membuat dua puluh paket soal yang berbeda. Praktis, budaya contek-mencontek yang udah dilakukan turun temurun tidak bisa dipakai disaat itu. Hahaha... menyontek kok dibilang budaya. Eits.. jangan salah di sekolah itu pasti akan ada yang menyontek. Syukur-syukur hanya dua atau tiga orang. Lah ini hampir semuanya. Kalau dibilangin pasti mereka marah. Aduh... gimana Indonesia mau bebas korupsi kalo generasi mudanya aja udah nggak jujur dari kecil..

Segala usaha dilakukan untuk mendapat nilai bagus. Bagi yang memakai cara aman dan halal terus pertahankan cara itu. Tuhan akan memberi berkah untuk setiap usaha yang kita lakukan dengan cara yang benar dan halal, jangan lupa berdoa juga, itu yang paling penting.

Untuk yang belum, percayalah pada dirimu. Kunci yang beredar bisa jadi malah membuatmu mendapat nilai yang jauh dari harapan. Yang penting usaha keras, berdoa, dan tawakal. Semua yang diberikan Tuhan pasti adalah pilihan terbaik untukmu. Semua orang memiliki jalannya sendiri dalam hidup ini. Percayalah !!!!

-Aisya-