Miranda Yuri diperankan oleh Maya Sariyani.
Cewek yang sedikit
keturunan Jepang ini termasuk cewek yang kalem. Dia dan kedua sahabatnya- Alia
dan Faras- yang lain sudah bersahabat sejak TK, maka tak heran mereka selalu
bersama.
Mira sangat berbakat
dalam bermain piano. Dia belajar piano dari kakaknya yang sekarang tinggal di
Jepang. Dia bahkan mempunyai channel pribadi di Youtube. Channel yang bernama
Yuri M ini berisi permainan piano tunggalnya. Namun, selama dua tahun dia aktif
memasukkan videonya ke youtube tak satupun sahabatnya tahu. Hanya satu orang di
sekolahnya yang tahu, dialah Gio.
Saat ini Mira sedang
menghadapi perpecahan keluarga. Ayah dan Ibunya akan bercerai dan Mira akan
ikut ayahnya ke Australia. Karena Gio pernah sekolah di sana, mereka pun
menjadi teman bicara yang cukup dekat.
Gio Fernandes diperankan oleh Garry Marpahiko
Cowok ganteng tapi dingin dan cuek ini
adalah siswa pindahan dari Australia. Gio adalah sepupu Airi. Gio menjadi
sedikit lunak hanya kepada Mira. Dia merasa sangat senang bisa bertemu Yuri (Mira).
Gio sangat pandai bermain gitar sehingga tak butuh waktu lama dia menjadi idola
sekolah dan bergabung ke grup band sekolah.
Airi Fernanda diperankan oleh Aisya Rezki Noeriman
Cewek berkerudung ini gampang marah tapi
juga peduli dengan orang di sekitarnya. Airi adalah sepupu Gio makanya nama
mereka rada-rada mirip. Ibu Airi adalah adik Ayah Gio, jadi Gio adalah abang
sepupunya yang satu tahun lebih tua. Meski Airi termasuk muda dari
teman-temannya, dia tidak pernah malu apalagi segan sama anggota-anggota Trihitz yang sering iri melihat mereka selalu akrab. Oh ya, Airi berteman akrab
dengan Candra karena mereka sama-sama usil dan jahil.
Faras Swastika diperankan oleh Fera Apriliani
Paling dewasa dan paling sabar. Satu kalimat itu
sangat mencerminkan Faras. Dengan sabarnya dia menghadapi tingkah keempat
temannya yang kadang aneh bin ajaib.
Candra Dellandra diperankan oleh Cici Solikha
Cewek tapi gayanya mirip cowok. Jika kamu mencari
orang seperti itu, Candralah orangnya. Orangnya supel dan asyik diajak ngobrol.
Chandra adalah penabuh drum band sekolahnya. Meski begitu, dia juga pandai
bermain gitar.
Alia Nuha diperankan oleh Ajeng Maula Ningrum
Alia termasuk tipikal cewek kutu buku. Hal yang disukainya adalah buku.
Tak heran dimanapun dia berada buku pasti ada di genggamannya. Kebiasaannya ini
membuatnya menjadi bijaksana dengan tampilan luar yang acuh tak acuh.
Anggota Trihitz
Isabella Kim diperankan oleh Ismaulidya
Cewek keturunan Jerman-korea-indonesia ini adalah
pemimpin Trihitz. Orangtuanya sangat kaya sehingga dia menjadi sombong. Meski
begitu, kedua orangtuanya sering keluar negeri dan membuat Isabella kesepian.
Eliza Sofie diperankan oleh Erika
Salah satu anak buah Isabellala. Dia cantik dan
sangat berbakat di bidang modelling dan akting. Eliza termasuk cewek yang
gampang suka sama cowok ganteng. Tak heran, daftar mantan pacarnya banyak
banget. Cewek satu ini juga sangat penakut.
Kristal Wyne diperankan oleh Putri Kemala Sari
Orangnya paling sederhana di banding ketiga temannya
yang lain. Tapi jangan lihat luarnya dulu. Saat dia bernyanyi dan menari,
kalian pasti terpesona. Kristal sangat jutek dan kasar kepada Mira dan teman-temannya, tapi dia
juga sangat melihat kondisi sekitar kalau memang mau ngebully mereka.
Babak I
(Panggung
menggambarkan suasana kantin yang penuh sesak)
Narator
: Banyak anak sekolah
menghabiskan waktu istirahatnya dengan mengobrol di kantin. Begitu juga dengan
empat sahabat ini. Airi, Faras, Mira, dan Alia.
Airi
: Jadi, kalian pesan apa ?
Faras
: Aku seperti biasa aja.
Mira
: Aku jus alpukat,
ya.
Airi
: Al, kalau kamu ?
Alia
: (Asyik membaca buku)
Airi :
Oh, ayolah. Tak bisakah kau berhenti
membaca buku itu. Kita lagi di kantin nih (dengan mimik kesal)
Alia
: Es teh manis satu gelas (tanpa melihat Airi)
Airi :
Lihat dia, ngomong aja sampe nggak ngeliat kita
(memutar mata dan mendengus kesal)
Faras
: Sudah.. Sudah.. biar aku saja yang memesan. (bangkit berdiri)
Airi
: Ras, aku seperti biasa ya. Thanks
(Faras lalu
berjalan menuju penjual minuman dan mulai memesan. Sementara itu, Airi, Alia dan Mira lanjut mengobrol)
Airi
: Candra kemana sih ? kok dari
tadi ndak kelihatan.
Mira
: Kudengar dia dan band-nya akan mengisi acara perpisahan kita nanti. Mungkin
sekarang dia lagi latihan.
Airi
: Begitu ya, nggak terasa sebentar lagi
kita lulus. Kamu udah kepikiran belum mau melanjutkan kemana ?
Mira
: (Melamun)
Airi
: Mir..Mira (mengibaskan tangan di depan wajah Mira)
Mira
: (Terkejut) ya.. kau
bilang apa tadi ?
Airi
: Kamu akhir-akhir ini kok sering melamun. Lagi
ada masalah ya ?
Mira
: Ti..dak. Bukan apa-apa (dengan raut wajah gugup, menarik napas) Tadi kamu
bilang apa ?
Airi
: Bukan hal penting. Lupakan saja.
Mira
: Oh..
Airi
: (Memandang
ke arah Candra) Oh itu Candra.
(Masuk panggung sambil
tersenyum kepada teman-temannya. Sebelah tangan membawa minuman yang sudah
habis setengah)
Candra
: Hai ! (duduk)
Mira, Airi
: Hai !
Candra
: Ngomongin apa ?
Alia
: Ngomongin kamu dan mau kemana kita setelah SMP. (Alia menutup buku dan tersenyum
kepada Candra) Hai !
Candra
: (Tersenyum membalas
sapaan Alia) Memangnya aku kenapa ?
Airi
: Kupikir kamu nggak
dengerin obrolan kita.
Alia
: Yah.. kalau aku diam saja seperti
patung, untuk apa aku disini. Mending aku di
kelas kan ? (tersenyum senang melihat minuman mereka datang)
Faras
: Ini minuman kalian.
Semuanya
: Thanks. (mengambil minumannya
masing-masing)
(Gio masuk
panggung dan duduk di meja kantin yang lain)
Alia
: Dia anak baru itu kan ?
Candra
: Ya.. kudengar namanya Gio dan permainan gitarnya benar-benar
keren.
Faras
: Darimana kau tahu ?
Candra
: Hm... tak sengaja ku dengar saat dia di ruang guru.
Faras
: Kenapa dia disana ?
Candra
: Entahlah.
Airi
: Sebentar ya. (bangkit)
Alia
: Mau kemana dia ?
(Airi
menghampiri Gio yang saat itu sedang asyik minum minumannya)
Airi
: Gio, kata ibuku pulang sekolah kamu pulang ke rumahku dulu. Tante Reta akan
pulang larut malam, kau tahu, kan
?
Gio
: (Diam, memandang airi
sebentar, lalu kembali meminum minumannya) ya aku tahu, terima kasih.
Airi
: Jangan menjadi sangat
menyebalkan atau (tersenyum) (Berbisik) kejadian
itu akan tersebar.
Gio
: (Terdiam kaku) Jangan sekali-kali kau berani..
Airi
: Itu tergantung kamu, Mr. Fernandes (kembali ke
teman-temannya)
Faras
: Kau dekat dengan anak baru itu.
Airi
: Dekat ? aku hanya
menyampaikan pesan ibuku.
Candra
: Ya Airi. Dimana kau mengenalnya ? kau terlihat akrab
Airi
: Akrab ? apanya yang akrab ? Kalian tidak liat dia sangat menyebalkan.
Mira
: Kelihatannya begitu.
Ah.. bukan menyebalkan dia hanya cuek.
Alia
: Jadi dimana kau kenalan
dengan anak itu. Kenalkan aku dong.
Airi
: Hei, Gio itu
sepupuku.
Semuanya
: Apa ?
Airi
: Jangan seperti itu juga
kali. Biasa aja.
Narator : Mereka kembali mengobrol asyik dengan Gio
sebagai topik utama. Sementara di sudut lain kantin. Genk Trihitz –Genk anak
popular- sedang mengobrol dengan topik yang sama.
Isabella
`: Well, tadi aku lihat anak
baru, keren banget, cool lagi.
Eliza : Yang bener ? (senang) Wow… kayaknya kita
harus kenalan sama dia nih. Secara kita
selevel gitu.
Kristal :
Biasa aja keles. Kalau emang cool, kok tadi aku lihat dia ngomong sama anak
cupu itu.
Isabella & : Serius ?
Eliza
Kristal :
Yup.
Isabella :
Yuk samperin si cupu itu (menarik tangan Eliza dan Kristal)
Faras
: Jadi beneran Gio itu
sepupu kamu, Airi ?
Isabella :
Apa ? (dengan nada merendahkan) Mana mungkin Gio yang kece itu punya sepupu
kayak kamu. Jangan sok-sok ngaku deh.
Airi
: Faktanya emang gitu
kok. Kalau kamu iri bilang aja.
Isabella
: Iri ? sama kamu ? Ih.. Nggak
banget..
Eliza :
Ya. Lagipula anak cupu dan membosankan seperti kalian nggak pantes duduk
disini. Minggir.
Candra :
Hei !!! (berdiri) Jangan asal ngomong ya.. Ini tempat umum. Dan nggak ada
aturan yang melarang kami di sini.
Kristal :
Ih.. Mending kalian jauh-jauh deh dari sini. Enek tahu gak… (memasang wajah
mencemooh)
Alia
: Kami duluan yang disini.
Kalian cari tempat lain aja. Masih banyak tuh.
(Adu mulut tak dapat dihindarkan. Isabella,
Eliza dan Kristal mulai memakai cara kasar)
Kristal :
Buku apaan nih ? (mengambil novel Alia) Kampungan banget sih. (melempar novel
itu ke lantai)
Alia :
Jangan. (mengambil novelnya) Kalian tidak bisa menghargai barang orang lain ya.
(memandang marah Kristal) Oh ya.. aku lupa kalian kan selalu diberi uang. Dasar
anak manja.
Eliza
: Jangan asal ngomong ya.
Kalian tidak tahu apa-apa tentang kami.
Alia : Oh ya ?
(Perkelahian
semakin memanas. Mira berusaha untuk melerai Alia dan Airi yang terus meladeni
ejekan dan cemoohan Trihitz. Candra juga terpancing emosinya. Faras bingung
melihat tingkah teman-temannya dan ia juga ikut melerai mereka)
Mira
: Teman-teman. Sudahlah.
Tidak enak dipandang semua orang.
Candra :
Mereka sudah keterlaluan, Mira. Perlu diberi pelajaran.
Isabella
: Jangan sok suci deh.
(mendorong Mira)
Mira
: (Terjatuh)
Faras :
Mira.. (menolong Mira berdiri) Kamu keterlaluan banget. Bisanya main kasar.
Kalau kalian tidak berhenti, aku bisa saja membawa kalian ke ruang BK.
Eliza
: (Berbisik ke Isabella)
Aku ndak ikutan kalau sampai berurusan dengan BK.
Kristal :
Aku ada pertandingan dance. Aku ndak mau kalau sampai gara-gara masalah ini,
aku batal tanding.
Isabella :
(Memandang kesal kedua temannya, kemudian memandang Faras dan Mira) Baiklah,
kalian semua bisa lepas kali ini. Tapi lain kali, tak ada ampun untuk kalian.
(Mereka
bertiga pergi. Faras, Mira, Alia, Candra, dan Airi juga pergi ke kelas mereka)
ùùù
Babak II
(Panggung
menggambarkan keadaan kelas yang sunyi. Hanya ada Mira yang sedang tertidur
pulas sambil mengenakan earphone)
Gio :
(Masuk ke kelas, matanya menelusuri setiap sudut kelas, seperti sedang mencari
sesuatu. Lewat disamping Mira. Matanya kemudian tertuju pada sebuah binder.
Binder tersebut berisi bermacam not balok. Dengan wajah datar, Gio
melihat-lihat isi binder tersebut)
Mira
: Ayah… jangan ayah..
hentikan… jangan sakiti ibu.. kumohon.. ayah..
Gio :
(Memandang Mira dengan kening berkerut seperti sedang berpikir keras. Matanya
kembali memandang tulisan awut-awutan Mira. Gio tertegun saat melihat tulisan Yuri
Mira di kertas paling depan)Apa ! Dia… (dengan suara pelan)
Mira : (Terbangun tiba-tiba dan
terkejut saat melihat Gio memegang binder miliknya yang terbuka) Gio…(menarik
bindernya dari Gio) Kamu apakan bukuku ? berani-beraninya melihat privasi orang
(memandang Gio dengan tajam)
Gio :
(Tatapan tidak bersalah) Ternyata aku terkenal juga. Aku tidak ingat kita
pernah kenalan.
Mira :
(Melihat jam tangan. Lalu menulis sesuatu di bindernya) Ada apa kamu di sini ?
Bukannya kelas kamu di sebelah.
Gio
: Oh ya, gitar Candra ada
dimana ?
Mira
: Di pojok belakang. Yang
warna abu-abu.
Gio
: Omong-omong, kamu
pandai bermain piano, ya ? (berjalan mengambil gitar)
Mira
: Tidak.
Gio
: Jangan bohong. Aku
sering melihatmu bermain piano. Yuri. (tersenyum)
Mira
: (Gugup, menggigit bibir)
darimana kau tahu ?
Gio
: Ah.. kan. Ternyata dugaanku
benar. Kupikir kau orang Jepang.
Mira
: Ya.. sedikit.
Gio :
Kenapa kamu tidur di sini ? Bukankah sudah waktu pulang ? (Mengambil gitar yang ada di pojok kelas)
Mira
: Belajar. (Memandang Gio)
mau kau bawa kemana gitar Candra ?
Gio
: Dia menyuruhku
mengambilnya.
Mira
: Benarkah ?
Gio
: Aku tidak akan
mencurinya.
Mira
: Bukan seperti itu.
(menundukkan wajah seperti malu)
Gio :
Oh ya (Berbalik sebelum keluar kelas) Jika kau ingin bertanya tentang Australia. Aku akan dengan senang hati
menjelaskannya.
Candra :
(Masuk kelas) Gio.. ngambil gitar aja kok lama banget. (Memandang Mira) Oh hai Mira..
(Menarik paksa Gio) Kita duluan ya Mira.
(Mira
mengemaskan bukunya dan pergi keluar kelas)
ùùù
Babak III
Narator :
Sejak percakapan tersebut. Gio menjadi lebih lembut dan perhatian kepada Mira.
Mereka sering berbincang mengenai sekolah Gio di Australia. Sikap baik ini
hanya ia tunjukkan kepada Mira, kepada siswa yang lain, Gio tetaplah Gio yang
cuek dan selalu bersikap dingin. Hingga suatu hari… Mira pergi ke sebuah taman
yang selalu menjadi tempatnya melepaskan semua perasaan dan masalahnya. Tak
seorangpun sahabatnya yang tahu, kecuali…
(Mira masuk panggung dan duduk di sebuah bangku taman)
Mira :
(Memakai earphone dan menutup mata)
Gio :
(Datang dari belakang) Jangan terlalu memaksa (duduk di samping Mira)
Mira :
(Memandang Gio, terkejut) Darimana ? Darimana kau tahu ?
Gio :
Itu bukan hal yang sulit (mengeluarkan sebuah kalung) ini untukmu (menyerahkan
pada Mira)
Mira :
Ini apa ? (memandang kalung) cantiknya… terima kasih (tersenyum senang)
Gio :
Jaga baik-baik ya (meninggalkan panggung)
Narator :
Saking senangnya, Mira tidak menyadari Eliza menguping pembicaraan mereka.
Merasa mendapat info bagus, Eliza segera memberitahu Isabella dan Kristal.
Eliza :
(Berlari terburu-buru menghampiri Kristal dan Isabella) aku punya berita yang
menarik.
Kristal :
Apaan ? Please jangan yang aneh-aneh.
Eliza :
Tadi aku lihat Gio memberi Mira sebuah kalung.
Isabella :
Ih.. paling kalung murahan.
Eliza :
Nggak, kalung itu kelihatan mewah banget !
Isabella :
Yakin ?
Eliza :
100 % yakin.
Isabella :
Aku ada rencana.
Kristal :
Apaan tuh ?
Isabella :
Liat aja nanti.
(Sepulang sekolah, Trihitz menghampiri Mira dkk.)
Trihitz :
Hai !
Airi :
Ngapain kalian di sini ?
Alia :
Bukankah kalian selalu jahat sama kami ?
Faras :
Oh.. sudahlah. Katakan saja apa mau kalian.
Candra :
Aku yakin kalian punya niat jahat sama kami.
Mira :
Teman-teman kita tidak boleh berpikiran buruk sama orang lain. Ada apa Isabel ?
Isabella :
Mira, mau nggak pulang bareng. Aku, Kristal dan Eliza minta diajarin pelajaran
musik dong. Ada beberapa materi yang nggak ngerti nih.
Kristal :
Mau dong ya, please..
Candra :
(Berbisik) mending nggak usah, Mira. Nanti kamu pasti diapa-apain sama mereka.
Airi :
(Berbisik) iya.. kamu kan tahu mereka selalu jahat sama kamu.
Mira :
Tapi kan mereka cuman minta diajarin. Nggak apa-apa ya ?
Faras :
Terserah kamu deh, yang penting hati-hati ya.
Mira :
Makasih ya. Aku pergi dulu.
Semua :
Bye !
(Mira dan Trihitz berjalan menyusuri koridor sekolah)
Isabella :
Kita ke kelas dulu yuk.
Mira :
Memangnya ada apa ?
Isabella :
Ada beberapa barang kami yang ketinggalan, ya kan Eliza, Kristal ? (menoleh ke
Eliza dan Kristal sambil memberi isyarat)
Kristal :
Eh.. iya.. ya.. benar.
Eliza :
Oh.. iya.. sekalian ada buku aku yang ketinggalan.
Mira :
Ya udah yuk.
(Sesampainya di kelas)
Isabella :
Dimana ya bukuku ?
Eliza :
Aduh.. aku kebelet nih. Kristal, temenin aku ke WC dong.
Kristal :
Ih.. manja banget sih.
Eliza :
(Melotot ke arah Kristal) ini udah sepi banget, aku takut, yuk (langsung
menarik lengan Kristal)
Mira :
Hei, apaan ini. Inikan buku musik (mengambil sebuah buku di bangku Gio)
Isabella :
Eh.. mama aku nelpon, aku keluar dulu ya.
Mira :
Iya.. (dengan acuh tak acuh karena pandangan fokus ke buku Gio)
(Ngiik…Bruk.. Pintu tertutup dan dikunci Trihitz)
Mira :
Oh tidak. Kumohon keluarkan aku Isabel. Keluarkan aku.
Isabella :
Hahaha.. makanya jangan berani ngelawan Trihitz.
Kristal & : Bye Mira…
(dengan nada mengejek)
Eliza
(Sedangkan teman-teman Mira mengetahui rencana
Trihitz)
Mira :
Tolong…
Faras :
Tenang Mira. Kami akan menolongmu… Alia mana kuncinya ?
Alia :
Ini.. (meenyodorkan sebuah kunci)
Mira :
Terima kasih teman-teman. Kalian memang sahabat terbaikku.
Airi :
Tenang Mira. Kami akan selalu berada di sampingmu, di saat kau senang maupun
susah.
Faras :
Karena kita adalah …
Semuanya :
Sahabat !!!
Mira :
Aku nggak ngerti kenapa Trihitz jahat banget sama aku.
Candra :
(Datang dari belakang) Tenang aja semuanya sudah kuatur.
Sedangkan di parkiran…
Isabella :
Hahaha… rasain si Mira.
Eliza :
Pasti sekarang dia sudah ketakutan sendirian.
Kristal :
Ih… nanti dia bakalan tidur bareng tikus.
Isabella :
Stoooop….
Eliza :
Ada apa lagi ?
Isabella :
Mobilku. Bannya kempes.
Kristal :
Oh.. tidak.. mending aku naik taksi aja. Bye !!!
Eliza :
Kristal.. Ikut… Bye Isabel.
Isabella :
Hey kalian… Kemari.. berani-beraninya kalian. Awas aja nanti ya, Heeei…
ùùù
Babak IV
(Panggung
menggambarkan kantin sekolah yang penuh sesak)
Trihitz
: (Masuk panggung)
Eliza
: Hei… berdiri kamu, Mira..
Mira
: (Ekspresi bingung)
Isabella
: Yang jadi pemimpin disini
siapa ? (memandang Eliza dengan marah)
Eliza
: Eh.. Iya..(bingung,
sambil menggaruk kepala)
Isabella : (Tersenyum puas) (Memandang Mira) Berdiri
Alia
: Ada apa sih ?
Candra
: Mau cari masalah lagi ?
(berdiri dan memandang tajam Isabella)
Eliza
: Diam aja kalian. Jangan
ikut campur.
Kristal
: (Menarik lengan Mira)
Bisa berdiri nggak sih ?
Mira
: (Berdiri) Ada apa sih ?
Faras
: Jangan main kasar dong
(menepis lengan Kristal)
Kristal
: Hey..
Isabella :
(Mengangkat sebelah tangan) Stop. Apa sih maksud kamu ? Deket-deket sama Gio. Cari perhatian banget
sih.
Mira
: Aku ? Cari perhatian ?
Kamu ngomong apaan sih Bella
Eliza
: Jangan sok bego deh.
Jelas-jelas kamu setiap hari tebar pesona sama Gio.
Alia
: Bel.. jangan nuduh-nuduh
gitu.
Isabella
: Aku membicarakan fakta di
sini.
Airi
: Fakta darimana ? kamu
hanya asal nuduh.
Kristal
: Diam kamu..
Mira
: Aku tidak pernah tebar
pesona apalagi cari perhatian sama Gio. Aku hanya..
Isabella
: Bisanya ngeles aja. Jangan
banyak alasan. (hendak memukul Mira)
Mira
: (Menutup mata)
(Candra dan Gio masuk panggung)
Candra
: Berhenti… (Menghampiri mereka
semua)
Gio :
(Tanpa ekspresi mengikuti langkah Candra) (menarik Mira menjauh dari Isabella)
Mira
: (Membuka mata dan
terkejut menyadari Gio memegang lengannya)
Eliza
: Apaan sih. Ganggu aja.
Isabella :
(Menyadari keberadaan Gio) Eh Gio... (tersenyum manis) Kamu makin ganteng aja.
Apa kabar ?
Gio :
Jangan bikin keributan di sini.
Isabella :
Kita ?.. Ndak kok.
Gio :
Mending kalian cari tempat lain kalau mau ribut.
Kristal :
(berbisik ke Isabella dan Eliza) Sebaiknya kita pergi. Kalian tidak mau melihat
Gio marah, kan ?
Isabella :
Memangnya kenapa ?
Eliza :
Aku jamin itu benar-benar menakutkan. Sebaiknya kita pergi Bella.
Isabella :
Apa ? Kalian ini kenapa sih ?
Kristal :
Oh ya aku lupa. Kita kan ada latihan dance. Kita pergi dulu ya Gio.
Eliza :
Bye Gio. (Menarik tangan Isabella)
Isabella
: Dah.. Gio (mengedipkan mata)
(Genk
popular meninggalkan panggung)
Mira
: (Melepaskan diri dari Gio)
Aku harus pergi. (Pergi dengan wajah shock)
Gio
: (Terkejut melihat
reaksi Mira tapi tak berbuat apa-apa)
Candra
: Dia kenapa ?
Faras
: Entahlah.
Alia :
Biarkan saja. Dia sudah mempunyai cukup masalah tanpa harus ditambah masalah
ini.
Gio :
Lebih baik kalian memanfaatkan kesempatan kalian sekarang untuk menghibur Yu…
maksudku Mira sebelum dia pergi ke Australia.
Airi
: Apa ? Kok dia tidak
pernah cerita ?
Gio
: (Meninggalkan mereka)
Candra : Airi… Kamu lupa ya ?
tiga bulan lagi kan Mira akan pergi ke Australia.
Alia :
Airi.. Airi.. (geleng-geleng kepala) kemana aja sih kamu. Teman mau pergi aja
nggak tahu.
Airi :
Tapi.. (berusaha mengingat) teman-teman tunggu… (berlari mengejar yang lain)
(Semuanya meninggalkan panggung)
ùùù
Babak V
Epilog
Setelah
3 bulan. Di bandara
Narator :
Beberapa bulan setelah kejadian tersebut, Mira akan pergi ke Australia,
melanjutkan sekolahnya di sana sekaligus ikut ayahnya. Genk Trihitz semakin
jarang mencari masalah dengan Mira dan teman-temannya. Apalagi secara
terang-terangan Gio membela Mira waktu itu.
Candra
: Kami akan merindukanmu Mira..
Alia
: Ya.. jaga diri baik-baik
Faras
: Jangan lupa sama kami
lho..
Airi
: Sering-sering mengabari
kami keadaan di sana ya…
Mira
: Ya teman-teman.
(berpelukan) Kalian juga. (melepas pelukan) Sampai nanti. Aku pergi dulu ya
Airi
: Tunggu Mir.. Ada
titipan dari Gio (Menyodorkan sebuah surat)
Mira :
Thanks ya. Sampaikan salamku untuk Gio juga ya. (pergi menjauh)(membuka surat)(membaca
isi surat)(tersenyum) sampai jumpa lagi di masa yang akan datang teman-teman.
(menutup surat dan melangkah pergi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar