Senin, 24 Maret 2014

Diary Yuri

Pemeran Drama “Diary Yuri”









Miranda Yuri diperankan oleh Maya Sariyani.
Cewek yang sedikit keturunan Jepang ini termasuk cewek yang kalem. Dia dan kedua sahabatnya- Alia dan Faras- yang lain sudah bersahabat sejak TK, maka tak heran mereka selalu bersama.
Mira sangat berbakat dalam bermain piano. Dia belajar piano dari kakaknya yang sekarang tinggal di Jepang. Dia bahkan mempunyai channel pribadi di Youtube. Channel yang bernama Yuri M ini berisi permainan piano tunggalnya. Namun, selama dua tahun dia aktif memasukkan videonya ke youtube tak satupun sahabatnya tahu. Hanya satu orang di sekolahnya yang tahu, dialah Gio.
Saat ini Mira sedang menghadapi perpecahan keluarga. Ayah dan Ibunya akan bercerai dan Mira akan ikut ayahnya ke Australia. Karena Gio pernah sekolah di sana, mereka pun menjadi teman bicara yang cukup dekat.

Gio Fernandes diperankan oleh Garry Marpahiko
Cowok ganteng tapi dingin dan cuek ini adalah siswa pindahan dari Australia. Gio adalah sepupu Airi. Gio menjadi sedikit lunak hanya kepada Mira. Dia merasa sangat senang bisa bertemu Yuri (Mira). Gio sangat pandai bermain gitar sehingga tak butuh waktu lama dia menjadi idola sekolah dan bergabung ke grup band sekolah.

Airi Fernanda diperankan oleh Aisya Rezki Noeriman
Cewek berkerudung ini gampang marah tapi juga peduli dengan orang di sekitarnya. Airi adalah sepupu Gio makanya nama mereka rada-rada mirip. Ibu Airi adalah adik Ayah Gio, jadi Gio adalah abang sepupunya yang satu tahun lebih tua. Meski Airi termasuk muda dari teman-temannya, dia tidak pernah malu apalagi segan sama anggota-anggota Trihitz yang sering iri melihat mereka selalu akrab. Oh ya, Airi berteman akrab dengan Candra karena mereka sama-sama usil dan jahil.

Faras Swastika diperankan oleh Fera Apriliani
Paling dewasa dan paling sabar. Satu kalimat itu sangat mencerminkan Faras. Dengan sabarnya dia menghadapi tingkah keempat temannya yang kadang aneh bin ajaib.

Candra Dellandra diperankan oleh Cici Solikha
Cewek tapi gayanya mirip cowok. Jika kamu mencari orang seperti itu, Candralah orangnya. Orangnya supel dan asyik diajak ngobrol. Chandra adalah penabuh drum band sekolahnya. Meski begitu, dia juga pandai bermain gitar.

Alia Nuha diperankan oleh Ajeng Maula Ningrum
Alia termasuk tipikal cewek kutu buku. Hal yang disukainya adalah buku. Tak heran dimanapun dia berada buku pasti ada di genggamannya. Kebiasaannya ini membuatnya menjadi bijaksana dengan tampilan luar yang acuh tak acuh.

Anggota Trihitz
Isabella Kim diperankan oleh Ismaulidya
Cewek keturunan Jerman-korea-indonesia ini adalah pemimpin Trihitz. Orangtuanya sangat kaya sehingga dia menjadi sombong. Meski begitu, kedua orangtuanya sering keluar negeri dan membuat Isabella kesepian.

Eliza Sofie diperankan oleh Erika
Salah satu anak buah Isabellala. Dia cantik dan sangat berbakat di bidang modelling dan akting. Eliza termasuk cewek yang gampang suka sama cowok ganteng. Tak heran, daftar mantan pacarnya banyak banget. Cewek satu ini juga sangat penakut.

Kristal Wyne diperankan oleh Putri Kemala Sari
Orangnya paling sederhana di banding ketiga temannya yang lain. Tapi jangan lihat luarnya dulu. Saat dia bernyanyi dan menari, kalian pasti terpesona. Kristal sangat jutek dan kasar kepada Mira dan teman-temannya, tapi dia juga sangat melihat kondisi sekitar kalau memang mau ngebully mereka.




Babak I
(Panggung menggambarkan suasana kantin yang penuh sesak)
Narator            : Banyak anak sekolah menghabiskan waktu istirahatnya dengan mengobrol di kantin. Begitu juga dengan empat sahabat ini. Airi, Faras, Mira, dan Alia.
Airi                  : Jadi, kalian pesan apa ?
Faras                : Aku seperti biasa aja.
Mira                 : Aku jus alpukat, ya.
Airi                  : Al, kalau kamu ?
Alia                 : (Asyik membaca buku)
Airi                  : Oh, ayolah. Tak bisakah kau berhenti membaca buku itu. Kita lagi di kantin nih (dengan mimik kesal)
Alia                 : Es teh manis satu gelas (tanpa melihat Airi)
Airi                  : Lihat dia, ngomong aja sampe nggak ngeliat kita (memutar mata dan mendengus kesal)
Faras                : Sudah.. Sudah.. biar aku saja yang memesan. (bangkit berdiri)
Airi                  : Ras, aku seperti biasa ya. Thanks
(Faras lalu berjalan menuju penjual minuman dan mulai memesan. Sementara itu, Airi, Alia dan Mira lanjut mengobrol)
Airi                  : Candra kemana sih ? kok dari tadi ndak kelihatan.
Mira                 : Kudengar dia dan band-nya akan mengisi acara perpisahan kita nanti. Mungkin sekarang dia lagi latihan.
Airi                  : Begitu ya, nggak terasa sebentar lagi kita lulus. Kamu udah kepikiran belum mau melanjutkan kemana ?
Mira                 : (Melamun)
Airi                  : Mir..Mira (mengibaskan tangan di depan wajah Mira)
Mira                 : (Terkejut) ya.. kau bilang apa tadi ?
Airi                  : Kamu akhir-akhir ini kok sering melamun. Lagi ada masalah ya ?
Mira                 : Ti..dak. Bukan apa-apa (dengan raut wajah gugup, menarik napas) Tadi kamu bilang apa ?
Airi                  : Bukan hal penting. Lupakan saja.
Mira                 : Oh..
Airi                  :  (Memandang ke arah Candra) Oh itu Candra.
(Masuk panggung sambil tersenyum kepada teman-temannya. Sebelah tangan membawa minuman yang sudah habis setengah)
Candra                        : Hai ! (duduk)
Mira, Airi        : Hai !
Candra                        : Ngomongin apa ?
Alia                 : Ngomongin kamu dan mau kemana kita setelah SMP. (Alia menutup buku dan tersenyum kepada Candra) Hai !
Candra                        : (Tersenyum membalas sapaan Alia) Memangnya aku kenapa ?
Airi                  : Kupikir kamu nggak dengerin obrolan kita.
Alia                 : Yah.. kalau aku diam saja seperti patung, untuk apa aku disini. Mending aku di kelas kan ? (tersenyum senang melihat minuman mereka datang)
Faras                : Ini minuman kalian.
Semuanya        : Thanks. (mengambil minumannya masing-masing)
(Gio masuk panggung dan duduk di meja kantin yang lain)
Alia                 : Dia anak baru itu kan ?
Candra                        : Ya.. kudengar namanya Gio dan permainan gitarnya benar-benar keren.
Faras                : Darimana kau tahu ?
Candra                        : Hm... tak sengaja ku dengar saat dia di ruang guru.
Faras                : Kenapa dia disana ?
Candra                        : Entahlah.
Airi                  : Sebentar ya. (bangkit)
Alia                 : Mau kemana dia ?
(Airi menghampiri Gio yang saat itu sedang asyik minum minumannya)
Airi                  : Gio, kata ibuku pulang sekolah kamu pulang ke rumahku dulu. Tante Reta akan pulang larut malam, kau tahu, kan ?
Gio                  : (Diam, memandang airi sebentar, lalu kembali meminum minumannya) ya aku tahu, terima kasih.
Airi                  : Jangan menjadi sangat menyebalkan atau (tersenyum) (Berbisik) kejadian itu akan tersebar.
Gio                  : (Terdiam kaku) Jangan sekali-kali kau berani..
Airi                  : Itu tergantung kamu, Mr. Fernandes (kembali ke teman-temannya)
Faras                : Kau dekat dengan anak baru itu.
Airi                  : Dekat ? aku hanya menyampaikan pesan ibuku.
Candra                        : Ya Airi. Dimana kau mengenalnya ? kau terlihat akrab
Airi                  : Akrab ? apanya yang akrab ? Kalian tidak liat dia sangat menyebalkan.
Mira                 : Kelihatannya begitu. Ah.. bukan menyebalkan dia hanya cuek.
Alia                 : Jadi dimana kau kenalan dengan anak itu. Kenalkan aku dong.
Airi                  : Hei, Gio itu sepupuku.
Semuanya        : Apa ?
Airi                  : Jangan seperti itu juga kali. Biasa aja.
Narator             : Mereka kembali mengobrol asyik dengan Gio sebagai topik utama. Sementara di sudut lain kantin. Genk Trihitz –Genk anak popular- sedang mengobrol dengan topik yang sama.
Isabella            `: Well, tadi aku lihat anak baru, keren banget, cool lagi.
Eliza                 : Yang bener ? (senang) Wow… kayaknya kita harus kenalan sama dia nih.  Secara kita selevel gitu.
Kristal             : Biasa aja keles. Kalau emang cool, kok tadi aku lihat dia ngomong sama anak cupu itu.
Isabella &        : Serius ?
Eliza               
Kristal             : Yup.
Isabella            : Yuk samperin si cupu itu (menarik tangan Eliza dan Kristal)
Faras                : Jadi beneran Gio itu sepupu kamu, Airi ?
Isabella            : Apa ? (dengan nada merendahkan) Mana mungkin Gio yang kece itu punya sepupu kayak kamu. Jangan sok-sok ngaku deh.
Airi                  : Faktanya emang gitu kok. Kalau kamu iri bilang aja.
Isabella            : Iri ? sama kamu ? Ih.. Nggak banget..
Eliza                : Ya. Lagipula anak cupu dan membosankan seperti kalian nggak pantes duduk disini. Minggir.
Candra            : Hei !!! (berdiri) Jangan asal ngomong ya.. Ini tempat umum. Dan nggak ada aturan yang melarang kami di sini.
Kristal             : Ih.. Mending kalian jauh-jauh deh dari sini. Enek tahu gak… (memasang wajah mencemooh)
Alia                 : Kami duluan yang disini. Kalian cari tempat lain aja. Masih banyak tuh.
 (Adu mulut tak dapat dihindarkan. Isabella, Eliza dan Kristal mulai memakai cara kasar)
Kristal             : Buku apaan nih ? (mengambil novel Alia) Kampungan banget sih. (melempar novel itu ke lantai)
Alia                 : Jangan. (mengambil novelnya) Kalian tidak bisa menghargai barang orang lain ya. (memandang marah Kristal) Oh ya.. aku lupa kalian kan selalu diberi uang. Dasar anak manja.
Eliza                : Jangan asal ngomong ya. Kalian tidak tahu apa-apa tentang kami.
Alia                 : Oh ya ?
(Perkelahian semakin memanas. Mira berusaha untuk melerai Alia dan Airi yang terus meladeni ejekan dan cemoohan Trihitz. Candra juga terpancing emosinya. Faras bingung melihat tingkah teman-temannya dan ia juga ikut melerai mereka)
Mira                 : Teman-teman. Sudahlah. Tidak enak dipandang semua orang.
Candra            : Mereka sudah keterlaluan, Mira. Perlu diberi pelajaran.
Isabella            : Jangan sok suci deh. (mendorong Mira)
Mira                 : (Terjatuh)
Faras                : Mira.. (menolong Mira berdiri) Kamu keterlaluan banget. Bisanya main kasar. Kalau kalian tidak berhenti, aku bisa saja membawa kalian ke ruang BK.
Eliza                : (Berbisik ke Isabella) Aku ndak ikutan kalau sampai berurusan dengan BK.
Kristal             : Aku ada pertandingan dance. Aku ndak mau kalau sampai gara-gara masalah ini, aku batal tanding.
Isabella            : (Memandang kesal kedua temannya, kemudian memandang Faras dan Mira) Baiklah, kalian semua bisa lepas kali ini. Tapi lain kali, tak ada ampun untuk kalian.
(Mereka bertiga pergi. Faras, Mira, Alia, Candra, dan Airi juga pergi ke kelas mereka)
ùùù
Babak II
(Panggung menggambarkan keadaan kelas yang sunyi. Hanya ada Mira yang sedang tertidur pulas sambil mengenakan earphone)
Gio                  : (Masuk ke kelas, matanya menelusuri setiap sudut kelas, seperti sedang mencari sesuatu. Lewat disamping Mira. Matanya kemudian tertuju pada sebuah binder. Binder tersebut berisi bermacam not balok. Dengan wajah datar, Gio melihat-lihat isi binder tersebut)
Mira                 : Ayah… jangan ayah.. hentikan… jangan sakiti ibu.. kumohon.. ayah..
Gio                  : (Memandang Mira dengan kening berkerut seperti sedang berpikir keras. Matanya kembali memandang tulisan awut-awutan Mira. Gio tertegun saat melihat tulisan Yuri Mira di kertas paling depan)Apa ! Dia… (dengan suara pelan)
Mira                 : (Terbangun tiba-tiba dan terkejut saat melihat Gio memegang binder miliknya yang terbuka) Gio…(menarik bindernya dari Gio) Kamu apakan bukuku ? berani-beraninya melihat privasi orang (memandang Gio dengan tajam)
Gio                  : (Tatapan tidak bersalah) Ternyata aku terkenal juga. Aku tidak ingat kita pernah kenalan.
Mira                 : (Melihat jam tangan. Lalu menulis sesuatu di bindernya) Ada apa kamu di sini ? Bukannya kelas kamu di sebelah.
Gio                  : Oh ya, gitar Candra ada dimana ?
Mira                 : Di pojok belakang. Yang warna abu-abu.
Gio                  : Omong-omong, kamu pandai bermain piano, ya ? (berjalan mengambil gitar)
Mira                 : Tidak.
Gio                  : Jangan bohong. Aku sering melihatmu bermain piano. Yuri. (tersenyum)
Mira                 : (Gugup, menggigit bibir) darimana kau tahu ?
Gio                  : Ah.. kan. Ternyata dugaanku benar. Kupikir kau orang Jepang.
Mira                 : Ya.. sedikit.
Gio                  : Kenapa kamu tidur di sini ? Bukankah sudah waktu pulang  ? (Mengambil gitar yang ada di pojok kelas)
Mira                 : Belajar. (Memandang Gio) mau kau bawa kemana gitar Candra ?
Gio                  : Dia menyuruhku mengambilnya.
Mira                 : Benarkah ?
Gio                  : Aku tidak akan mencurinya.
Mira                 : Bukan seperti itu. (menundukkan wajah seperti malu)
Gio                  : Oh ya (Berbalik sebelum keluar kelas) Jika kau ingin bertanya tentang   Australia. Aku akan dengan senang hati menjelaskannya.
Candra            : (Masuk kelas) Gio.. ngambil gitar aja kok lama banget. (Memandang Mira) Oh hai Mira.. (Menarik paksa Gio) Kita duluan ya Mira.
(Mira mengemaskan bukunya dan pergi keluar kelas)
ùùù
Babak III
Narator            : Sejak percakapan tersebut. Gio menjadi lebih lembut dan perhatian kepada Mira. Mereka sering berbincang mengenai sekolah Gio di Australia. Sikap baik ini hanya ia tunjukkan kepada Mira, kepada siswa yang lain, Gio tetaplah Gio yang cuek dan selalu bersikap dingin. Hingga suatu hari… Mira pergi ke sebuah taman yang selalu menjadi tempatnya melepaskan semua perasaan dan masalahnya. Tak seorangpun sahabatnya yang tahu, kecuali…
(Mira masuk panggung dan duduk di sebuah bangku taman)
Mira                 : (Memakai earphone dan menutup mata)
Gio                  : (Datang dari belakang) Jangan terlalu memaksa (duduk di samping Mira)
Mira                 : (Memandang Gio, terkejut) Darimana ? Darimana kau tahu ?
Gio                  : Itu bukan hal yang sulit (mengeluarkan sebuah kalung) ini untukmu (menyerahkan pada Mira)
Mira                 : Ini apa ? (memandang kalung) cantiknya… terima kasih (tersenyum senang)
Gio                  : Jaga baik-baik ya (meninggalkan panggung)
Narator            : Saking senangnya, Mira tidak menyadari Eliza menguping pembicaraan mereka. Merasa mendapat info bagus, Eliza segera memberitahu Isabella dan Kristal.
Eliza                : (Berlari terburu-buru menghampiri Kristal dan Isabella) aku punya berita yang menarik.
Kristal             : Apaan ? Please jangan yang aneh-aneh.
Eliza                : Tadi aku lihat Gio memberi Mira sebuah kalung.
Isabella            : Ih.. paling kalung murahan.
Eliza                : Nggak, kalung itu kelihatan mewah banget !
Isabella            : Yakin ?
Eliza                : 100 % yakin.
Isabella            : Aku ada rencana.
Kristal             : Apaan tuh ?
Isabella            : Liat aja nanti.
(Sepulang sekolah, Trihitz menghampiri Mira dkk.)
Trihitz              : Hai !
Airi                  : Ngapain kalian di sini ?
Alia                 : Bukankah kalian selalu jahat sama kami ?
Faras                : Oh.. sudahlah. Katakan saja apa mau kalian.
Candra            : Aku yakin kalian punya niat jahat sama kami.
Mira                 : Teman-teman kita tidak boleh berpikiran buruk sama orang lain. Ada apa Isabel ?
Isabella            : Mira, mau nggak pulang bareng. Aku, Kristal dan Eliza minta diajarin pelajaran musik dong. Ada beberapa materi yang nggak ngerti nih.
Kristal             : Mau dong ya, please..
Candra            : (Berbisik) mending nggak usah, Mira. Nanti kamu pasti diapa-apain sama mereka.
Airi                  : (Berbisik) iya.. kamu kan tahu mereka selalu jahat sama kamu.
Mira                 : Tapi kan mereka cuman minta diajarin. Nggak apa-apa ya ?
Faras                : Terserah kamu deh, yang penting hati-hati ya.
Mira                 : Makasih ya. Aku pergi dulu.
Semua             : Bye !
(Mira dan Trihitz berjalan menyusuri koridor sekolah)
Isabella            : Kita ke kelas dulu yuk.
Mira                 : Memangnya ada apa ?
Isabella            : Ada beberapa barang kami yang ketinggalan, ya kan Eliza, Kristal ? (menoleh ke Eliza dan Kristal sambil memberi isyarat)
Kristal             : Eh.. iya.. ya.. benar.
Eliza                : Oh.. iya.. sekalian ada buku aku yang ketinggalan.
Mira                 : Ya udah yuk.
(Sesampainya di kelas)
Isabella            : Dimana ya bukuku ?
Eliza                : Aduh.. aku kebelet nih. Kristal, temenin aku ke WC dong.
Kristal             : Ih.. manja banget sih.
Eliza                : (Melotot ke arah Kristal) ini udah sepi banget, aku takut, yuk (langsung menarik lengan Kristal)
Mira                 : Hei, apaan ini. Inikan buku musik (mengambil sebuah buku di bangku Gio)
Isabella            : Eh.. mama aku nelpon, aku keluar dulu ya.
Mira                 : Iya.. (dengan acuh tak acuh karena pandangan fokus ke buku Gio)
(Ngiik…Bruk.. Pintu tertutup dan dikunci Trihitz)
Mira                 : Oh tidak. Kumohon keluarkan aku Isabel. Keluarkan aku.
Isabella            : Hahaha.. makanya jangan berani ngelawan Trihitz.
Kristal &         : Bye Mira… (dengan nada mengejek)
Eliza
(Sedangkan teman-teman Mira mengetahui rencana Trihitz)
Mira                 : Tolong…
Faras                : Tenang Mira. Kami akan menolongmu… Alia mana kuncinya ?
Alia                 : Ini.. (meenyodorkan sebuah kunci)
Mira                 : Terima kasih teman-teman. Kalian memang sahabat terbaikku.
Airi                  : Tenang Mira. Kami akan selalu berada di sampingmu, di saat kau senang maupun susah.
Faras                : Karena kita adalah …
Semuanya        : Sahabat !!!
Mira                 : Aku nggak ngerti kenapa Trihitz jahat banget sama aku.
Candra            : (Datang dari belakang) Tenang aja semuanya sudah kuatur.
Sedangkan di parkiran…
Isabella            : Hahaha… rasain si Mira.
Eliza                : Pasti sekarang dia sudah ketakutan sendirian.
Kristal             : Ih… nanti dia bakalan tidur bareng tikus.
Isabella            : Stoooop….
Eliza                : Ada apa lagi ?
Isabella            : Mobilku. Bannya kempes.
Kristal             : Oh.. tidak.. mending aku naik taksi aja. Bye !!!
Eliza                : Kristal.. Ikut… Bye Isabel.
Isabella            : Hey kalian… Kemari.. berani-beraninya kalian. Awas aja nanti ya, Heeei…
ùùù
Babak IV
(Panggung menggambarkan kantin sekolah yang penuh sesak)
Trihitz              : (Masuk panggung)
Eliza                : Hei… berdiri kamu, Mira..
Mira                 : (Ekspresi bingung)
Isabella            : Yang jadi pemimpin disini siapa ? (memandang Eliza dengan marah)
Eliza                : Eh.. Iya..(bingung, sambil menggaruk kepala)
Isabella            : (Tersenyum puas) (Memandang Mira) Berdiri
Alia                 : Ada apa sih ?
Candra            : Mau cari masalah lagi ? (berdiri dan memandang tajam Isabella)
Eliza                : Diam aja kalian. Jangan ikut campur.
Kristal             : (Menarik lengan Mira) Bisa berdiri nggak sih ?
Mira                 : (Berdiri) Ada apa sih ?
Faras                : Jangan main kasar dong (menepis lengan Kristal)
Kristal              : Hey..
Isabella            : (Mengangkat sebelah tangan) Stop. Apa sih maksud kamu ?  Deket-deket sama Gio. Cari perhatian banget sih.
Mira                 : Aku ? Cari perhatian ? Kamu ngomong apaan sih Bella
Eliza                : Jangan sok bego deh. Jelas-jelas kamu setiap hari tebar pesona sama Gio.
Alia                 : Bel.. jangan nuduh-nuduh gitu.
Isabella            : Aku membicarakan fakta di sini.
Airi                  : Fakta darimana ? kamu hanya asal nuduh.
Kristal              : Diam kamu..
Mira                 : Aku tidak pernah tebar pesona apalagi cari perhatian sama Gio. Aku hanya..
Isabella            : Bisanya ngeles aja. Jangan banyak alasan. (hendak memukul Mira)
Mira                 : (Menutup mata)
(Candra  dan Gio masuk panggung)
Candra            : Berhenti… (Menghampiri mereka semua)
Gio                  : (Tanpa ekspresi mengikuti langkah Candra) (menarik Mira menjauh dari Isabella)
Mira                 : (Membuka mata dan terkejut menyadari Gio memegang lengannya)
Eliza                : Apaan sih. Ganggu aja.
Isabella            : (Menyadari keberadaan Gio) Eh Gio... (tersenyum manis) Kamu makin ganteng aja. Apa kabar ?
Gio                  : Jangan bikin keributan di sini.
Isabella            : Kita ?.. Ndak kok.
Gio                  : Mending kalian cari tempat lain kalau mau ribut.
Kristal             : (berbisik ke Isabella dan Eliza) Sebaiknya kita pergi. Kalian tidak mau melihat Gio marah, kan ?
Isabella            : Memangnya kenapa ?
Eliza                : Aku jamin itu benar-benar menakutkan. Sebaiknya kita pergi Bella.
Isabella            : Apa ? Kalian ini kenapa sih ?
Kristal             : Oh ya aku lupa. Kita kan ada latihan dance. Kita pergi dulu ya Gio.
Eliza                : Bye Gio. (Menarik tangan Isabella)
Isabella            : Dah.. Gio (mengedipkan mata)
(Genk popular meninggalkan panggung)
Mira                 : (Melepaskan diri dari Gio) Aku harus pergi. (Pergi dengan wajah shock)
Gio                  : (Terkejut melihat reaksi Mira tapi tak berbuat apa-apa)
Candra            : Dia kenapa ?
Faras                : Entahlah.
Alia                 : Biarkan saja. Dia sudah mempunyai cukup masalah tanpa harus ditambah masalah ini.
Gio                  : Lebih baik kalian memanfaatkan kesempatan kalian sekarang untuk menghibur Yu… maksudku Mira sebelum dia pergi ke Australia.
Airi                  : Apa ? Kok dia tidak pernah cerita ?
Gio                  : (Meninggalkan mereka)
Candra                        : Airi… Kamu lupa ya ? tiga bulan lagi kan Mira akan pergi ke Australia.
Alia                 : Airi.. Airi.. (geleng-geleng kepala) kemana aja sih kamu. Teman mau pergi aja nggak tahu.
Airi                  : Tapi.. (berusaha mengingat) teman-teman tunggu… (berlari mengejar yang lain)
(Semuanya meninggalkan panggung)

ùùù
Babak V
Epilog
Setelah 3 bulan. Di bandara
Narator            : Beberapa bulan setelah kejadian tersebut, Mira akan pergi ke Australia, melanjutkan sekolahnya di sana sekaligus ikut ayahnya. Genk Trihitz semakin jarang mencari masalah dengan Mira dan teman-temannya. Apalagi secara terang-terangan Gio membela Mira waktu itu.
Candra            : Kami akan merindukanmu Mira..
Alia                 : Ya.. jaga diri baik-baik
Faras                : Jangan lupa sama kami lho..
Airi                  : Sering-sering mengabari kami keadaan di sana ya…
Mira                 : Ya teman-teman. (berpelukan) Kalian juga. (melepas pelukan) Sampai nanti.                     Aku pergi dulu ya
Airi                  : Tunggu Mir.. Ada titipan dari Gio (Menyodorkan sebuah surat)
Mira                 : Thanks ya. Sampaikan salamku untuk Gio juga ya. (pergi menjauh)(membuka surat)(membaca isi surat)(tersenyum) sampai jumpa lagi di masa yang akan datang teman-teman. (menutup surat dan melangkah pergi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar