Sabtu, 21 September 2013

Promnite

My first Shortstory. Please give your comment.


Promnite

Cuaca di luar terasa menusuk kulit, angin dingin berhembus pelan. Salju putih tampak dimana-mana. Menyelimuti seisi kota Chicago di setiap sudut. Dinginnya musim dingin tidak menjadi hambatan untuk melakukan aktivitas penduduk chicago pagi ini.

Seperti halnya Shinta. Dengan jaket putih membalut tubuh mungilnya, ia berjalan melawan dinginnya udara pada pagi itu. Sesekali uap putih keluar dari mulutnya. Sarung tangan wol hangat yang sudah membalut tangan sepertinya masih belum cukup untuk menghalau hawa dingin yang datang.

Kakinya terus melangkah memasuki sebuah gedung sekolah. Menyusuri koridor sekolah, ia segera mencari loker 231. Setelah didapatnya loker tersebut, bergegas dia buka dan mengambil beberapa barang yang dianggap perlu.

 “Ugh, Aku benci musim dingin. Dinginnya membuatku membeku.”

Shinta sudah hafal dengan suara itu. Tanpa menoleh Ia hanya tersenyum dan menambahkan, “Kalau kau benci, berdiam diri saja di rumah. Meringkuk di bawah selimut hangat pasti sungguh enak. Mudah kan ?,”

“Ya, kamu mudah sekali mengatakannya. Kalau aku ikut kata-katamu aku bakal dapat nilai F dari Mr. Daniel.”

“Bukan saja Mr. Daniel, semua guru juga akan ngasih nilai F kalau kamu kayak gitu,” kata Shinta dibarengi tawa renyahnya. “Aku mau ke kelas dulu, kamu mau ikut, Bella?”. Shinta berbalik sambil merapikan poninya yang berantakan.

“Bolehlah, ayo,” cewek berambut brunette yang dipanggil Bella itu pun merangkul tangan Shinta. Mereka berjalan bersama menuju kelas. Berkali-kali terdengar gelak tawa dari percakapan mereka. Tampaknya mereka adalah sahabat kental. Akrab sekali kelihatannya.

 “Hei, Shinta... Bella. Good Morning guys,”

“Morning too, Laila,” jawab Bella ringan. Cewek berkerudung putih itu segera bergabung dengan Bella dan Shinta. Laila Azzahra, muslimah asli turki itu selalu riang dengan sahabat-sahabatnya.

“Morning,” jawab Shinta juga. Seulas senyum terbentuk di sudut bibirnya. Sekedar memberi sapaan lewat senyum sekilas itu.

“Eh, kalian tahu kan kalau kita ada acara semacam perpisahan gitu ?,” kata Bella memulai percakapan. Dua temannya hanya memberi anggukan kecil tanpa menjawab. “Kalian tahu tidak tema acara itu ?”, lanjutnya.

“Belum tahu lah, kan belum diumumkan.” Laila menjawab seakan pertanyaan itu tidak perlu ditanyakan. Ia hanya tahu bahwa setiap tahun akan diadakan acara perpisahan seperti itu. Dan menurut perhitungannya, kalau tidak salah acara itu akan diadakan sekitar pertengahan musim semi.

“Prince and princess in the world.”

“Apa ?!.” Shinta yang sedang menegak jus jeruknya sampai tersedak dibuatnya. Dia sontak membersihkan sweaternya yang kotor terkena cipratan jus jeruknya.

“Prince and princess in the world,” ulang cewek bermata sipit yang sudah duduk bergabung dengan mereka bertiga. “Keren kan.”

“Darimana kamu tahu, Yukino ?”.

“Hm.. Belum tahu pasti juga sih. Tapi rumor yang beredar berkata begitu. Memangnya kenapa Shin ? Kok sampai tersedak begitu ?”, ujar Yukino sambil tersenyum lucu. Cewek jepang satu ini memang paling suka menggoda teman-temannya.

“Bukan apa-apa”.

“Keren juga sih. Putri dan Pangeran. Pasti seru kalau semua yang datang pakai baju princess-nya masing-masing. Apalagi ada pangeran yang datang menemani. What so Romantic”. Bella yang memdapat julukan the drama queen ikut berkomentar. Dari raut wajahnya, Bella nampak berbinar-binar membayangkan dirinya nanti.

“Wah ndak asyik nih,” ujar Laila cemberut. “Aku gimana nanti ? Mana ada baju putri tanpa harus ditutupi rambutnya.”

Semua terdiam mendengar keluhan Laila. Memang ada benarnya juga sih perkataan Laila barusan. Hampir semua putri dalam putri dongeng pasti menampakkan rambutnya. Semua berpikir keras menemukan solusinya.

“Ada kok.” Shinta yang sedari tadi terdiam kini angkat bicara. “Tinggal pakai gaun lengan panjang. Dipakaikan jilbab. Terus kalau mau lebih bagus diberi pelengkap sedikit seperti.. ehm... selendang mungkin.”

“Ya, bagus juga.”

“Mungkin kamu akan terlihat sangat cantik, Laila”.

“Ya, mungkin juga. Aku akan pikirkan idemu Shinta. Thanks.”

Berbagai komentar terdengar dari mulut ketiga temannya itu. Shinta hanya tersenyum mendengar celotehan mereka. Tak sampai satu menit, Shinta kembali sibuk dengan pikirannya sendiri. Telinganya tak lagi mendengar obrolan teman-temannya yang masih berlanjut.

Mata Shinta terus memandangi pohon-pohon yang perlahan memutih, ditutupi timbunan salju yang semakin menebal. Rasa dingin tak lagi dipedulikannya. Pikirannya sibuk memikirkan acara perpisahan yang masih 3 bulan lagi. Kalau benar apa yang di bicarakan teman-temannya, Shinta pasti akan bingung memikirkannya. Pergi atau tidak ? Kalau pergi mau pakai baju apa dia ?. Berbagai pertanyaan berseliweran di otak Shinta. Mencoba untuk dijawab. Tapi masih susah untuk ditemukan.

Seorang wanita paruh baya masuk ke kelas Shinta. Seketika grup mengobrol yang dibuat beberapa murid bubar dengan sendirinya. Sepertinya wanita itu memiliki wibawa yang cukup kuat, sehingga membuat segan semua murid.

Shinta yang masih melamun tidak menyadari kedatangan Mrs. Patricia, nama wanita paruh baya tersebut. Pandangannya masih mengarah ke jendela, melihat keadaan luar.

“Ms. Shinta, bisakah kamu memandang ke depan ?”.

Teguran tegas Mrs. Patricia seketika melenyapkan lamunan Shinta. Kesadarannya sudah ia peroleh kembali. Matanya bergegas menatap ke depan kelas. Melihat Mrs. Patricia yang sudah tak sabar memberi materi pelajaran ke murid-muridnya.

“Baiklah. Thank you for your attention. Sebelum kita memulai pelajaran hari ini. Saya mau mengumumkan sesuatu.” Mrs. Patricia menarik nafas sejenak. “Sebentar lagi kalian akan menghadapi ujian akhir. Sebelum upacara kelulusan, kalian harus menghadiri semacam acara perpisahan. Nah, untuk lebih lanjutnya silakan kalian lihat di papan pengumuman.”

Kirain apaan, gerutu Shinta pelan. Setelah berbicara seperti itu, Mrs. Patricia memulai pelajaran seperti biasa. Beberapa kali, pikiran Shinta kembali ke masalah acara perpisahan itu. Tapi, selalu terhenti saat ia memarahi dirinya sendiri dalam hati. Dia tak mau perjuangannya selama di negara orang ini sia-sia cuma karena masalah sepele itu.

***
“Shinta, aku pulang duluan ya. Bye”.

“Ok, Bella.”.

Jam sekolah sudah berakhir dari lima menit yang lalu, di kelas hanya tersisa beberapa orang termasuk juga Shinta didalamnya. Setelah Ms. Irene keluar kelas, Shinta masih sibuk mencatat pelajaran di buku catatannya. Baru sekarang, dia bisa pulang ke asramanya di sebelah barat gedung sekolahnya.

Sebelum pulang, Shinta selalu mengecek kembali lokernya. Lagipula, jaket putihnya juga ia simpan disana. Sambil berjalan, Shinta sibuk memasukkan buku-bukunya ke tas. Rambutnya yang sedikit berantakan juga sesekali disisirnya menggunakan jari.

Karena tidak melihat jalan di depannya, Shinta tak sengaja menabrak seorang cowok di depannya. Karena postur badan yang tidak seimbang, Shinta jatuh terduduk dibuatnya. Sambil mengerang kesakitan, Shinta memarahi cowok yang masih berdiri di depannya.

“Kamu tidak apa-apa ?”, tanya cowok itu pelan setelah amarah Shinta mereda. Tangannya ia ulurkan untuk membantu Shinta. Tetapi, Shinta malah diam.

Wah, gantengnya cowok ini, batinnya terpana.

“Kamu tidak apa-apa ?, ada yang sakit ?”, ulang cowok itu lagi. Matanya menatap Shinta cemas. Mungkin ia merasa bersalah sudah membuat cewek satu ini jatuh terduduk di lantai.

Mata Shinta mengerdip dua kali, mencoba mengembalikan kesadarannya. “Ya, a..ku sudah tidak apa-apa. Maafkan aku,” Shinta menyambut uluran tangan cowok tersebut.

“Aku yang harus minta maaf. Aku minta maaf ya,” kata cowok itu tersenyum. Oh, senyumnya membuat Shinta terasa mau pingsan. Manis sekali. “By the way, Aku Yogi. Senang berkenalan denganmu.”

“Aku Shinta, senang berkenalan denganmu juga,”. Mendengar nama cowok itu Yogi, rasa penasaran Shinta tak` tertahankan. “Kamu orang Indonesia ?”.

Sesaat terlihat raut bingung di wajah Yogi, “Ya, memang nya kenapa ? kok kamu bisa tahu?”.

“Hanya menebak. Ehm.... aku juga orang indonesia soalnya”.

“Wah, kebetulan sekali.” Yogi berpikir sejenak, “Sebagai permintaan maaf, maukah kamu jadi pasanganku di acara perpisahan nanti ? Kebetulan aku belum ada pasangan.”

Tanpa berpikir lama, Shinta langsung menyetujui ajakan Yogi. Siapa sih yang ndak mau diajak sama cowok seganteng dia. “Bolehlah, nanti kita langsung ketemuan di tempat acaranya ya.”

“Baiklah, aku pergi dulu ya. Sampai ketemu disana, bye.”

Shinta kembali melangkahkan kakinya ke arah lokernya. Setelah mengambil jaket putih dan memakainya. Shinta segera berjalan pulang menuju asramanya. Sebelum keluar dari gedung sekolah, Shinta sengaja berbelok ke arah papan pengumuman. Melihat kebenaran rumor tentang tema perpisahan itu.

Sebuah kertas besar berwarna terpampang jelas, Shinta mendekat mencoba memperjelas tulisan yang mau dilihatnya. Matanya segera beralih ke luar gedung, memandangi salju putih diluar yang jatuh satu persatu. Dia menghela napas dalam, mengapa tema-nya harus itu ?
***
“Shinta, kamu jadi liburan kali ini pulang ke Indonesia ?,” tanya Laila tanpa menoleh ke arah Shinta. Dirinya masih sibuk menautkan diri di depan cermin.

“Tentu, memangnya kenapa ? kamu mau oleh-oleh ?.”

“Bukan apa-apa,” kepala Laila bergoyang ke kanan dan kiri. “Hanya saja kalau kamu liburan di sini, kita bisa liburan sama-sama.”

“Other time, Ok.”

Shinta kembali sibuk memasukkan barang-barang yang dianggap perlu untuk di bawa ke Indonesia. Rencananya, besok ia akan pulang ke Indonesia menggunakan pesawat. Liburan musim dingin merupakan kesempatan emas untuk kembali ke negara asalnya.

Laila yang dari tadi hanya berdiri melihat kegiatan teman sekamarnya itu, perlahan ikut duduk di kasur Shinta dan membantunya berkemas. “Jangan lupa belajar Shin, setelah liburan ujian akhir menunggu lho... Ehm..Nanti kamu sama siapa pergi ke acara perpisahan itu, Shin?”.

Shinta yang tadinya hendak mengangguk, mendengar pertanyaan Laila ia malah tersenyum. “Yogi.”

“Yogi ? siapa tuh ? Belum pernah dengar.” Nada suara Laila terdengar bingung.

“Nantilah kamu ngelihat dia di acara nanti. Pasti kamu bakal meleleh kalau ngelihat tampangnya,” senyum Shinta semakin membesar. “Ternyata dia orang Indonesia, lho. Kalau kamu ?”.

“Aku ?”, senyum hambar terlukis diujung bibirnya. “Paling sama Ahmad, Ummi mana boleh dengan yang lain,”. Laila menyebut nama saudara kembarnya dengan kesal. Ibunya yang dia sebut Ummi, adalah ibu asrama di sana. Jadi segala hal yang dilakukan Laila pasti diketahui sama Ummi-nya.

Mereka kembali sibuk membereskan barang-barang yang masih teronggok minta dimasukkan. Beberapa kali Laila maupun Shinta menguap karena kantuk. Malam yang semakin larut, membuat kedua sahabat itu cepat terlelap setelah menyelesaikan kegiatan mereka. Semua rencana, sudah tersusun rapi di otak Shinta. Tak sabar ia menunggu hari esok. Tak sabar ia bertemu ibunya. Tak sabar ia menjalankan rencananya.
***
Spring time !! Musim dingin yang penuh hamparan salju kini perlahan menghilang. Rumput-rumput dan dedaunan hijau mulai menghiasi wajah kota Chicago. Liburan musim dingin pun sudah berakhir sejak lama. Murid-murid sekolah kembali menjalankan aktivitasnya. Aroma musim semi tercium di mana-mana.

Dengan langkah pasti, Shinta berjalan menyusuri jalanan kota menuju sekolahnya. Kali ini, Laila juga ikut menemani. Mereka memang sudah janjian untuk pergi bersama.

“Yey, tak terasa ya, besok kita akan pergi ke acara perpisahan sekolah,” suara laila memecah keheningan diantara mereka berdua. “Aku masih penasaran dengan pasanganmu nanti itu, Siapa namanya ? Ehm Yogi, kalau tidak salah.”

Shinta seketika mengingat-ingat tanggal esok hari. Pikirannya langsung membayangkan acara perpisahan nanti. Dan pakaian yang rencananya ia akan kenakan. Dalam hati ia juga tidak sabar untuk pergi ke acara itu. “Kita lihat saja nanti,” gumamnya.

“Apa ?”.

“Eh.. Bu.. kan apa-apa. Lupakan saja,” ucap Shinta terbata sambil menggoyangkan tangan kanannya. Tanpa sadar, ia tak sengaja menyuarakan isi hatinya.

“Jadi, nanti kamu pakai baju apa ?”.

Shinta tersentak mendengar kata-kata Laila, tak mau dia membocorkan kostum yang akan di pakainya. Akhirnya ia cuma bisa berkata, “Kita lihat saja nanti.”
***
Malam itu, aula sekolah terlihat sangat ramai. Sebuah spanduk besar bertuliskan ‘Graduation night’ terlihat di pasang diatas panggung. Berbagai makanan serta minuman terhidang disana.

Di sudut ruangan tampak dua orang cewek berpakaian ala putri kerajaan mengobrol dengan asyiknya. Bella mengenakan gaun khas putri-putri eropa, rambut brunette nya yang panjang ia tata dengan cantik. Disebelahnya tampak seorang cewek berpakaian kimono sedang asyik tertawa riang, matanya yang sipit selalu menjadi ciri khasnya. Siapa lagi kalau Yukino orangnya.

Seseorang menghampiri mereka, dengan pakaian gaun khas timur tengah, ditambah kerudung yang dikenakannya. Membuat cewek tersebut tampak anggun dilihat. Menyadari siapa yang datang, Bella segera menyapa dan mengajaknya ikut dalam percakapan mereka.

“Hai Laila, kamu terlihat cantik malam ini. Mana Shinta ? Biasanya kalian selalu berdua,” tanya Bella ringan.

Pipi Laila tampak merona merah tersipu. “Katanya, dia mau pergi sendiri. Aku disuruhnya pergi duluan. Wah kalian cantik sekali,” Laila membalas pujian Bella.

Mereka kembali melanjutkan obrolan mereka yang sempat tertunda. Saking asyiknya mengobrol, mereka tak menyadari kehadiran seseorang.

“Hai, kawan-kawan,”, suara lembut keluar menyapa Bella, Laila dan Yukino. Pakaian yang di kenakan cewek tersebut sangat berbeda dari yang lainnya, tetapi juga sangat unik. Rambut sepinggangnya yang hitam sangat serasi dengan kulit putih mulusnya.

Semua mata memandang kagum padanya. Bella dan lainnya menatap dengan mata berbinar. Tak sepatah kata pun terdengar di aula tersebut. Suasana pun menjadi hening dibuatnya.

“Shinta ?”, seorang cowok berpakaian ala pangeran melayu menatap Shinta dengan mata yang masih menunjukkan kekaguman sekaligus bingung.

“Yogi, akhirnya kita ketemu juga,” kata Shinta dengan riang. Digapainya tangan cowok itu dan menariknya ke tempat teman-temannya. “Semuanya, kenalkan ini Yogi.. Yogi ini Bella, Yukino, dan Laila.”

“Shinta ?,” Bella bertanya dengan ragu. “Kamu terlihat sangat menawan hari ini,”.

Yang dipuji hanya tersenyum senang. Yukino yang sedari tadi diam ikut-ikutan bersuara. “Shinta, kamu jadi putri siapa sih ?”.

“Aku akan menceritakannya pada kalian nanti. Sekarang, mari kita nikmati acaranya,” Shinta memberikan senyum jail pada ketiga temannya. “Ayo, Yogi, semuanya,”.

Mereka akhirnya menikmati acara tersebut. Disela tawa riang mereka semua, pikiran Shinta melayang ke kejadian tiga bulan yang lalu.

“Hah ? Dewi Shinta ?”.

“Ya, dia kan juga seorang putri. Masa kamu lupa sih, dulu kan pernah ibu ceritakan kisahnya,” ucap Bu Indri heran dengan tingkah laku anaknya. “Kalau kamu mau, nanti ibu tunjukkan pakaiannya. Nanti ibu juga akan ajarkan cara memakainya,”.

“Boleh deh bu. Tapi, janji ya Ibu nanti ajarin Shinta makainya,” ujar Shinta penuh antusias. Sudah terbayang ia reaksi teman-temannya dengan kostum yang akan dia gunakan.

“Ya, insya allah kalau ibu sempat ya, Putri ibu yang cantik,”

“Apaan sih bu,” Shinta tersipu malu di puji begitu. Ibu dan anak itu akhirnya tertawa bersama.

ArN

Selasa, 02 Juli 2013

Love Poetry

Kali ini aku mau nge-post puisi buatanku sendiri ....



Kebahagiaan Cinta

Hidupku gelap tak bernyawa
Hampa dan sepi terasa
Selalu setiap hari setiap waktu
Tak ada teman tuk bercanda
Berbagi suka maupun duka

Ayah ? Ibu ?
Tak ada untukku
Benci dan amarah
Hanya itu yang tercurah

Kadang ...
Air mata ini tak dapat ku tahan
Jatuh mengalir tak tertahankan

Namun...
Saat ku dengar suara itu
Jernih merdu merasuk hati
Meluluhkan kebekuan
Yang selama ini ku pendam

Belaian hangatmu
Membuatku menangis
Bukan tangis sedih
Ataupun kepedihan
Melainkan tangis bahagia
Bahagia yang tak pernah kurasa
Sebelumnya

Disaat semua memaki
Kau selalu ada
Menghapus air mata
Melukis senyum di wajah

Nada- nada cinta menggema
Memenuhi ruang kosong diriku
Mendendangkan alunan lagu merdu
Yang selalu mengalun lembut
Dikala hati sedang merindu

Hariku kian berwarna
Ceria tak pernah padam
Kutahu kini
Arti sebuah kebahagiaan
Kebahagiaan cinta kita berdua  

Aku dan kamu 

Tolong di comment ya guys.... 

Senin, 01 Juli 2013

Tanaman Obat Diabetes





Pertama nge-blog, aku mau nge-pos salah satu tanaman obat yang mungkin baru-baru ini dikenal masyarakat. Mulai aja ya.

1. Tanaman sambung nyawa


Sekilas nama tanaman ini agak menggelitik perut. Kok ada tanaman yang bisa nyambung nyawa manusia. Tanaman yang bernama latin Gynura procumbens dapat ditanam dengan mudah di daerah dataran rendah. Biasanya tanaman ini tumbuh liar di hutan ataupun di pekarangan rumah. Sambung nyawa umumnya banyak ditemui di pulau Jawa, Sumatera, dan banyak tumbuh liar di Pulau Bali. Walaupun begitu, sambung pucuk juga dapat di temui di Pulau Kalimantan.

Tanaman yang bernama lain Akar sebiak ini memiliki khasiat dalam pengobatan berbagai macam penyakit. Mulai dari menurunkan tekanan darah hingga dapat mengatasi kanker dan tumor. Berikut macam-macam khasiat tumbuhan sambung nyawa :
1.       Menurunkan tekanan darah dan gula darah sehingga cocok bagi yang mengidap diabetes dan darah tinggi.
2.       Dapat mengatasi sinusitis, amandel, polip dan radang tenggorokan.
3.       Mengatasi kanker dan tumor.
4.       Menurunkan demam              
5.       Menyembuhkan penyakit ginjal dan menghentikan perdarahan.
6.       Mengatasi menstruasi yang tidak teratur
7.       Mengatasi gigitan ular berbisa, dll. 

 Sambung nyawa memiliki sifat antikarsinogenik, antimicrobial, dan antineoplastik. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah antara lain flavonoid, tanin, saponin, dan steroid.
Biasanya tanaman sambung nyawa dikonsumsi dengan cara di makan langsung sebagai daun lalapan.

Cara lain adalah dengan melumatkan daun atau bagian tanaman sambung nyawa yang lain, lalu di 
sapukan atau dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Cara ini umumnya untuk penyakit sejenis luka luar.

Untuk dapat mengembangbiakkan tanaman sambung nyawa dapat dilakukan dengan cara stek batang. Cara ini cukup mudah, tinggal tancapkan batang tanaman ini lalu beberapa minggu kemudian sudah dapat hidup dan dapat dikonsumsi.

2. Tanaman Insulin/ Yakon

Tanaman Yakon ( dibaca : Yakong) atau dalam masyarakat awam dikenal sebagai daun insulin merupakan tanaman yang berkhasiat mengatasi penyakit gula darah/ diabetes.
Tanaman ini berasal dari pegunungan Andes Peru, dan dapat ditemukan pula di hutan hujan tropis Amerika Selatan, Ekuador, Bolivia dan Kolombia. Saat ini, yakon telah dibudidayakan dibanyak negara seperti Amerika, Brazil, Jepang, Korea, Taiwan, Selandia Baru, Australia dan Republik Czech. Tak terkecuali Indonesia.
Di Indonesia, Yakon pertama kali dikenal sekitar tahun 2006. Pusat pembudidayaannya terdapat di kota Bandung dan Yogyakarta. Yakon dapat tumbuh subur tergantung kesuburan tanahnya. Semakin subur tanah, maka tanaman ini juga semakin subur.

Yakon yang bernama latin Smallanthus Sonchifolia merupakan tanaman ber-umbi yang memiliki daun menjari yang berbulu halus. Daun tanaman ini memiliki aroma seperti daun jambu air dan dapat dimakan. Umbi nya berwarna putih, dapat dimakan mentah atau diolah seperti halnya singkong. Umbinya berasa manis dan dapat dibuat sirup ataupun pemanis. Rasa manis yang dihasilkan oleh umbi ini tidak berbahaya bagi penderita diabetes karena mengandung kalori yang tidak banyak sehingga aman dikonsumsi. Untuk meningkatkan rasa manit sebaiknya umbi ini di jemur di bawah sinar matahari sampai kulitnya mengkerut. Ini mungkin supaya kandungan airnya berkurang.

Dari namanya, tanaman yakon ternyata mengandung insulin, yaitu zat gula yang tidak dapat diserap tubuh. Oleh karena itu, walaupun rasa umbi yakon manis tetapi kalori yang di kandung rendah.
Umbi yakon dapat  menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Umbi yakon tidak terbukti dapat menurunkan kadar gula dalam darah tetapi tidak mengakibatkan peningkatan gula darah.
Selain Umbinya, daun yakon juga memili banyak khasiat sebagai berikut :
1. Sebagai obat diabetes, yaitu dapat menurunkan kadar gula darah
2. Sebagai penguat hati dan obat masalah hati
3. Sebagai antimikrobial untuk ginjal dan infeksi kandung kemih
4. Sebagai antioksidan (terutama pada hati)

Aku rasa sudah cukup aku menge-pos info tanaman obatnya. Maaf kalau kurang lengkap. Kritik dan saran aku tunggu ya....