Minggu, 03 Agustus 2014

Review '3600 detik'

Mungkin saya sangat ketinggalan kalo nulis review novel yang terbit bertahun-tahun yang lalu. Tapi mungkin tidak ada salahnya kalau novel ini adalah novel bestseller yang saking populernya sampai diangkat menjadi film dan pemainnya adalah Steven William :D

Saya juga awalnya nggak tahu tentang novel ini. Sebuah iklan di salah satu channel televisi swasta (yang saya kira akan segera ditayangkan di TV tsb :P) membuatku tertarik saat melihat bahwa film itu diangkat dari novel.

Segera saja saya mencari segala sesuatu tentang novel itu. Banyak blogger yang sudah menulis review mereka tentang novel 3600 detik dan saya simpulkan bahwa novel ini sangat menarik. Entah itu gaya penulisannya atau pesannya. Makanya saya makin penasaran.

Karena saya orangnya paling pelit kalo disuruh beli novel, jadi saya download aja novel ini di internet (versi e-book nya gitu)

Awalnya saya agak kecewa dengan gaya penulisan kak Charon yang agak terlalu cepat. Saya pribadi menyukai gaya penulisan yang global. Gimana seorang Sandra itu mengekspresikan emosinya saat sahabat terbaiknya Leon akan dioperasi menurutku kurang tereksplor. Dan juga saat-saat Sandra mengajak Leon bersenang-senang di taman bermain yang menjadi sentral penceritaan dan menjadi judul dari novel tersebut, menurut saya kurang panjang dan mendetail.

Setelah saya membaca keseluruhan, baru saya mengerti. Novel ini sarat amanat yang bisa kita petik. Bagaimana seorang gadis nakal seperti sandra bisa termotivasi menjadi mahasiswi kedokteran akhirnya. Itulah yang membuat novel ini mendapat nilai plusnya. Salah satu quote yang saya suka adalah "tidak semua hal yang kita inginkan akan selalu kita dapatkan". Quote ini disampaikan Sandra berulangkali dan menurut saya inilah amanat yang menjadi sentral ceritanya.

Mungkin novel ini adalah novel teenlit yang kaya akan makna yang dapat kita ambil. Ide penulisan novel ini sangat bagus dan akan lebih bagus lagi jika di tambah dengan cara penulisan yang runtut dan apik, tidak terlalu tergesa-gesa dan dapat menceritakan semua perasaan dan jalan cerita yang dialami oleh para tokohnya.

Saya tidak tahu apakah itu adalah cetak asli dari novel 3600 detik atau tidak. Saya menulis review saya berdasarkan ebook yang saya download jadi kalau ada yang kurang berkenan  sama pembaca mohon dimaafkan ya. Maaf juga apabila kata-kata yang saya gunakan menyinggung pembaca. Keep reading guys !!!!

Minggu, 11 Mei 2014

PMR Snambles Borong 7 Piala


Sore tadi menjadi sore yang berkesan bagi anggota PMR SMPN 16 Pontianak. Bagaimana tidak, mereka memboyong 7 piala termasuk piala bergilir dalam PMR Competition yang digelar oleh PMR SMAN 2 Pontianak dari tanggal 9-11 Mei 2014. 

Piala yang mereka borong masing-masing Juara 1 dan 2 Lomba Asah Terampil, Juara 1 dan 2 Lomba Pertolongan Pertama, Juara 1 dan 3 Lomba Tandu darurat serta satu piala bergilir PMR Madya putri.
Dalam pertandingan tersebut PMR Snambles memang hanya menurunkan regu putri. Ini dikarenakan anggota PMR putra tidak mencukupi untuk lomba tersebut. Walaupun begitu, antusiasme dan semangat PMR Snambles tidak berkurang, di hari pertama dan hari ini mereka tetap semangat mengikuti perlombaan. 

Devika, salah satu peserta dari PMR Snambles mengaku sedikit pesimis untuk memenangkan lomba yang ia ikuti. Namun semua rasa ragu itu lenyap tatkala panitia menyebutkan regunya sebagai juara 2 Lomba Pertolongan Pertama. Raut wajah senang dan puas juga tergambar dari anggota PMR yang lain, baik senior maupun junior yang datang pada hari ini. Pembina PMR Snambles, Bang Agus dan Kak Sri juga ikut senang melihat prestasi mereka. 

Usaha mereka ternyata tidak sia-sia. Setelah berlatih keras, mereka memetik hasilnya sekarang. PMR Snambles memang terkenal sering memboyong piala ketika mengikuti suatu perlombaan. Sebut saja tahun lalu mereka meraih lima piala pada HKPMS yang diadakan KSR Untan. Lalu pada tahun 2011, salah satu perwakilan PMR Snambles, Kak Indri berhasil mewakili kalbar hingga ke Gorontalo.

Semoga PMR Snambles selalu dan tetap mempertahankan dan meningkatkan prestasinya. Bukan hanya PMR Snambles yang bangga, tapi seluruh keluarga SMPN 16 Pontianak pun akan bangga. Tetap Jaya PMR Snambles !!!

PMR Snambles Heboh

Seperti biasa, jika mengikuti sebuah perlombaan bukan PMR Snambles kalau tidak menjadi sekolah paling heboh dengan segudang prestasi yang diraih. 

Dari pagi, mereka sudah siap untuk mengikuti Lomba Asah Terampil. Tak lupa mereka juga membawa sebuah galon, rebana, dan sebuah sendok sayur untuk memeriahkan acara. Waduh... aneh-aneh ya.. tapi tidak masalah, karena dengan begitu PMR Snambles tetap semangat dan semakin memeriahkan acara.

Apalagi saat diumumkan bahwa PMR Snambles yang keluar sebagai juara, Bang Agus langsung memimpin semua anak buahnya dengan meneriakkan kata ENAM BELAS. Suasana pun riuh dan meriah.

PMR Competition meriah

PMR Competition diadakan selama tiga hari berturut-turut dengan berbagai perlombaan tingkat Madya dan Wira. Di hari pertama, diawali dengan upacara pembukaan dan dilanjutkan lomba Tandu Darurat dan Lomba Pertolongan Pertama tingkat Madya atau SMP.

Dihari kedua, lomba yang digelar adalah lomba yang sama denganhari pertama namun di tingkat yang berbeda yaitu tingkat Wira.
 
Terakhir, acara penutupan PMR Competition cukup meriah dengan ditampilkannya band yang memanjakan telinga peserta dengan lagu-lagu yang mereka mainkan. Setelah itu tampil lah Grup Marching Band SMAN 2 Pontianak. Lanjut dengan pengumuman pemenangnya.

Berikut juara umum di tiap tingkatan :
Putra Madya : SMPN 1 Pontianak
Putri Madya  : SMPN 16 Pontianak
Putra dan Putri Wira : SMAN 7 Pontianak

-Aisya-

Sabtu, 10 Mei 2014

Fuyu no Sukafu

Dua menit lagi..

Yui melirik jam dinding sementara jarinya masih berkutat dengan jarum dan benang rajut. Sebuah syal hangat yang hampir jadi terlihat di pangkuannya. Yui melirik jam untuk kesekian kalinya. Dengan satu sentakan, Yui memutus benang wol terakhir.

Lima belas menit lagi…

Yui segera mengenakan jaket hangatnya dan mengambil sepeda tuanya di garasi. Tak lupa syal hangat itu ia bawa.  Angin musim dingin menerpa wajahnya, dia menggigil. Yui lalu mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli hari semakin gelap dan dingin.

Tok..Tok..Tok..

Yui memandang pintu besar yang terbuka di depannya. “Kau terlambat, Yui. Ichi sudah pergi. Semenit yang lalu.” Seorang gadis cantik tersenyum mengejek padanya.

Setelah mengucap salam, Yui merasa sebagian semangatnya menguap dan menyatu dengan dinginnya udara. Dia membawa sepedanya ke sebuah taman. Taman yang membuatnya rela belajar merajut demi seseorang. Seseorang yang sekarang telah pergi.


Yui menatap syal hangat buatannya. Syal yang ia buat dengan sepenuh hati. Tanpa bisa ia tahan, air matanya jatuh. Sepertinya langit tahu, seketika itu juga salju pertama jatuh. Menemani Yui tanpa bisa seorangpun mencegah.

Ada yang pernah ngalamin kayak gitu ? 

West Drama Vs East Drama #2

Sekarang kita lanjut lagi ngebahas perbedaan antara drama dari dua negara kemarin.

Jumlah Episode

Dari survey yang aku lakukan (hahaha padahal cuma nonton beberapa) jumlah episode A-Drama jauh lebih banyak daripada K-Drama. Malahan bisa sampai 10 season untuk satu judul drama. Ya.. jadi gini A-Drama biasanya memakai sistem season. Season 1, season 2, dan seterusnya. Jadi misalnya pas pertama kali tampil latarnya anak sekolahan, nanti bisa sampai anak kuliahan trus lulus. Gitu deh. Aku pernah kepikiran, emangnya nggak bosen yang nulis skripnya tuh ?

Sedangkan kalo K-Drama biasanya berkisar 20-an episodenya. Makanya kalo mau nonton K-Drama nggak perlu waktu lama nyelesaiinnya. Kalo kamu rajin nonton, 4 hari aja bisa tuntas.

Tema 

K-Drama biasanya membahas konflik keluarga atau nggak perjuangan hidup plus cerita romantisnya. Latarnya pun biasanya menunjukkan keindahan alam negara korea sendiri.
Berbeda dengan A-Drama yang menampilkan konflik yang lebih berani cenderung kejam. Misalnya pas adegan ngebully sampai anaknya kayak takut banget. Inilah yang menampilkan kehidupan amerika secara realitasnya (mungkin). Selain itu, menampilkan kehidupan amerika yang kejam sekaligus bebas.

Bahasa

Yang ini memang nggak perlu dibahas karena kalian semua tahu kalo bahasa dari kedua negara itu emang berbeda. *Plak

Dah segitu dulu ya.. Moga bermanfaat...

Jumat, 09 Mei 2014

West Drama Vs East Drama #1

Di pertelevisian Indonesia banyak beredar drama-drama Indonesia atau yang lazim kita sebut sinetron. Mulai dari yang baru tayang sampai yang udah beratus-ratus episode. Kali ini aku nggak akan ngebahas sinetron Indonesia secara khusus tapi aku mau nunjukkin perbedaan drama-drama asia jika dibandingkan dengan drama-drama amerika dan eropa. 

Aku nggak jauh-jauh ngambil sampel atau contohnya. Untuk drama asia aku ngambil contoh drama korea atau K-Drama (yang suka K-Drama mana sorakannya ?) dan untuk drama Barat aku pilih drama Amerika (kita singkat aja menjadi A-Drama)

Yuk lihat gimana perbedaannya antara drama dua negara itu. Dan apakah Indonesia memiliki kekhasan tersendiri atau malah mengikuti drama dari salah satu negara ini ? daripada bingung langsung aja Cekidot...

Tokoh dan Alurnya

Jelas banget kan perbedaannya ? Kalo K-Drama pasti orangnya orang asia, mata sipit, kulit putih, dan ciri-ciri orang asia lainnya. Sedangkan A-Drama menampilkan orang-orang dari berbagai suku bangsa karena Amerika termasuk negara multikultural. Itu sih namanya pemainnya *Plak. 

Oke...oke kita kembali ke topik. Biasanya tokoh K-Drama menampilkan tokoh-tokoh yang saling berkaitan satu sama lain. Contohnya jika si A mempunyai teman yaitu si B, lalu ada lagi tokoh si C yang awalnya teman biasa si A ternyata kenal baik dengan si B. Saling berkaitan kan ? Selanjutnya tokoh utamanya biasanya adalah tokoh yang baik dan cantik namun karena suatu alasan yang nggak jelas pasti punya nasib yang jelek ataupun sebaliknya. Contohnya aja K-Drama The Heirs. Cha Eun Sang memiliki wajah cantik dan imut tapi dia harus bekerja untuk dia dan ibunya yang miskin.

Kalau A-Drama menampilkan tokoh utamanya nggak mesti baik. Bisa aja ternyata yang disorot ternyata tokoh yang jahat dan kejam. 

Alurnya juga agak beda, jelas banget karena budayanya aja beda. A-Drama sedikit lebih vulgar ceritanya dan lebih bebas pergaulannya. Jadi nggak heran klo lagi nonton A-Drama pasti ada aja adegan kissing nya. Ini ndak menutup kemungkinan klo K-Drama nggak ada adegan kissingnya, dikarenakan proses globalisasi yang meluas, dampak pergaulan bebas sudah menyentuh negara-negara asia seperti Korea Selatan.

-Aisya-